News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Inovasi Hijau FT UNS: Eceng Gondok Disulap jadi Bio Bricket Bernilai Ekonomi

Inovasi Hijau FT UNS: Eceng Gondok Disulap jadi Bio Bricket Bernilai Ekonomi

Inovasi Hijau FT UNS: Eceng Gondok Disulap jadi Bio Bricket Bernilai Ekonomi


ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (www.Alexainfoterkini.com)

SOLO  Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyelenggarakan pelatihan pengolahan eceng gondok menjadi bio bricket ramah lingkungan di Bank Sampah Rekso Asri, Desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Kegiatan ini merupakan wujud nyata kontribusi FT UNS dalam mendukung pemanfaatan potensi alam sekitar Rawa Pening untuk kesejahteraan masyarakat.

Dekan FT UNS, Prof. Dr. Ir. Wahyudi Sutopo, S.T., M.Si., IPU. hadir langsung membuka kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (24/9/2025). Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa FT UNS mendapat amanah dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memberikan manfaat luas bagi masyarakat, khususnya di sekitar kawasan Rawa Pening.

“FT UNS memiliki dua tugas penting, yaitu mendampingi pemanfaatan Rawa Pening agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekaligus memastikan ekosistemnya tetap seimbang. Rawa Pening harus bermanfaat untuk mencegah banjir, menjaga ketersediaan irigasi demi ketahanan pangan, mendukung pembangkit listrik, serta melestarikan biodiversitasnya,” ungkap Prof. Wahyudi seperti dikutip dari ft.uns.ac.id, Senin (29/9/2025).

Pelatihan ini merupakan hasil kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan didanai oleh Bank Jateng melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Teknologi yang diterapkan dalam penelitian ini menjadi alat bantu untuk mengolah eceng gondok menjadi bio bricket yang ramah lingkungan.


Materi pelatihan disampaikan oleh Dr. Wusana Agung Wibowo, S.T., M.T. selaku ketua tim peneliti. Dalam paparannya, ia menjelaskan secara detail tahapan pengolahan eceng gondok hingga menjadi bio bricket. Proses dimulai dari pencucian eceng gondok untuk menghilangkan kotoran, dilanjutkan dengan pengeringan di bawah sinar matahari hingga kadar airnya berkurang. Setelah itu, dilakukan pengarangan dengan metode pembakaran, kemudian hasil arang dicampur dengan tepung kanji dan air panas, hingga akhirnya dicetak menjadi bio bricket.

“Pelatihan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengrajin yang sudah ada, melainkan melanjutkan praktik yang sebelumnya telah dilakukan, dengan penambahan inovasi sederhana agar lebih bermanfaat,” jelas Dr. Wusana.

Melalui kegiatan ini, FT UNS menegaskan komitmennya dalam menghadirkan solusi berbasis riset yang berdampak langsung pada masyarakat. Program ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) melalui pemanfaatan bioenergi ramah lingkungan, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan membuka peluang usaha baru berbasis inovasi lokal, serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) melalui pengurangan limbah eceng gondok yang selama ini menjadi permasalahan di Rawa Pening.

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.