Prodi Arsitektur Bersama Tim MBKM UNS Jelajahi Industri Rotan di Desa Trangsan, Sukoharjo
Prodi Arsitektur Bersama Tim MBKM UNS Jelajahi Industri Rotan di Desa Trangsan, Sukoharjo
SUKOHARJO — Jelajah Trangsan Melihat Industri Rotan (JALIN) 2025 merupakan bagian dari Pengabdian Masyarakat Program Kemitraan Kemasyarakatan Internasional dan Hibah Proyek Membangun Prodi Arsitektur Bersama Tim MBKM UNS Jelajahi Industri Rotan di Desa Trangsan, SukoharjoDesa 2025 yang digagas oleh Program Studi (Prodi) Arsitektur Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta melalui Laboratorium Urban Rural Design and Conservation (URDC).
Dalam menjalankan program ini, URDC melibatkan Tim MBKM Angkatan 2022 yang terdiri dari Fransiskus Yosua Yoga, Aura Rekha Zein, Alyandi Arfah Kallolo, Muhammad Zulvan, Rafi Andhika, Aqila Yuditya Aghna, Saifuddin Azzam’ W., dan Dinda Wulandari. Selain itu, RG juga menggandeng serta Tim MBKM Angkatan 2023 yang terdiri dari Calista Malva, Chikita Natalia, Fransisca Ayu, Kuwinta Dhara, M.David Pandya, M. Hafidz Ramadhan, Roisa Dzakiya, dan Titan Maharani. Kegiatan ini dilakukan di bawah bimbingan Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani, S.T., M.T.
Turut mendukung, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Program Studi Desain Interior, Laboratorium Desain Budaya UNS sebagai kolaborator lintas kedisiplinan. JALIN berlangsung pada Jumat (26/9/2025) di Desa Trangsan, Gatak, Sukoharjo.
Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani, S.T., M.T. menyampaikan bahwa tujuan utama dari kegiatan JALIN 2025 adalah untuk memperkenalkan kepada peserta sejarah cikal bakal industri rotan Trangsan dan pengalaman jelajah (blusukan) – trail edukasi berada di kawasan industri rumahan Rotan melalui peta Greenmap. Kegiatan JALIN menjadi ajang serah terima produk Peta Greenmap (Peta Hijau) dari Tim MBKM dan pengabdian masyarakat Prodi Arsitektur FT UNS kepada Perangkat Desa Trangsan, Sukoharjo. Peta ini menjadi media informasi yang digunakan ketika para peserta melakukan jelajah kawasan industri rumahan karena berisi informasi titik pengrajin khususnya di Dukuh Jamur dan Kramat. Peserta diajak langsung mencoba membaca peta informatif terkait potensi perajin dan potensi bangunan ikonik tradisional yang diduga cagar budaya. Grenmap menjadi media interaktif peserta mengenal lebih dekat potensi desa kerajinan rotan. Peserta diajak mengunjungi rumah produksi, melihat proses dari bahan baku hingga produk, dan berdialog langsung dengan perajin.
“Ini merupakan bagian program pengabdian masyarakat Program Kemitraan Kemasyarakatan Internasional dan Hibah Proyek Membangun Desa 2025 dengan judul ‘Strategi Perencanaan dan Pengembangan Identitas Kawasan Desa Wisata Industri Kreatif Rotan di Desa Trangsan, Kecamantan Gatak, Sukoharjo’,” terang Dr. Eng. Kusumaningdyah Nurul Handayani.
Kegiatan semakin seru dimana peserta dapat mencoba permainan produk bola Takraw dan holahup yang terbuat dari rotan. Setidaknya ada empat perajin rotan diantaranya adalah Pratama Rotan, Rahmatika Rotan, Ade Rotan dan Tri Rotan. Acara ini menempatkan warga sebagai narasumber utama. Peserta berperan sebagai pembelajar yang aktif bertanya, mencatat, dan mempraktikkan temuan di lapangan. Cara ini membuat pengetahuan di Eduwisata Desa terasa nyata, tidak berhenti pada ruang kelas atau lembar presentasi.
Kegiatan JALIN juga menampilkan pameran poster profil poster para perajin terpilih dan membagikan leaflet informatif di balai desa. Informasi poster perajin diantaranya memuat profil perajin beserta keahliannya, informasi bangunan dan ruang kerja perajin.
Kombinasi antara informasi dan gambar teknik bangunan rumah perajin dibuat sederhana dengan visual jelas, sehingga mudah dipahami pengunjung dari berbagai latar. Pameran juga menjadi ruang pertemuan antara perajin, peserta dan perangkat desa untuk membuka promosi dan kolaborasi yang menarik.
Peserta jelajah mendapat pengalaman lapangan yang kuat, perajin memperoleh panggung yang layak, dan Desa memiliki cara baru untuk mempromosikan budaya rotan sambil menumbuhkan ekonomi lokal. Diharapkan dengan dukungan semua pihak, program ini dapat berjalan rutin dan berdampak nyata.
Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Desa Trangsan, Mujiman. “Saya sangat mengapresiasi program Kampus Merdeka yang dilakukan UNS. Semoga kegiatan ini bisa berkelanjutan dan membawa manfaat, baik bagi kampus maupun masyarakat desa,” ujar Mujiman.
Kiki Gerritje Anna sebagai salah satu peserta asing dari Rotterdam University of Applied Science Belanda, mengungkapkan perasaan senang mengikuti JALIN. “Pengalaman ini memberi saya wawasan baru sekaligus inspirasi dari kreativitas dan budaya para perajin. Di Belanda kami tidak memiliki kawasan industri rumahan seperti ini, sehingga sangat unik,” tuturnya.
Kegiatan JALIN diharapkan menjadi pengalaman jelajah di desa eduwisata yang menyenangkan. Peserta dapat mengenal industri rotan Trangsan yang telah ada sejak tahun 1927. Kegiatan ini sekaligus menjadi upaya pelestarian kearifan lokal sekaligus sarana memperkuat hubungan antara generasi muda dan potensi menganyam rotan. Selain itu, kegiatan pengabdian ini mendukung tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, utamanya SDG 8, Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, serta SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.