News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Tersenyum 228 Sebagai Wujud Literasi Humanistik

Tersenyum 228 Sebagai Wujud Literasi Humanistik

 Tersenyum 228 Sebagai Wujud Literasi Humanistik


Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

Dosen PBSI FKIP UNS & Pegiat LIterasi Arfuzh Ratulisa

Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M Rohmadi Ratulisa



 Tersenyum 228 Sebagai Wujud Literasi Humanistik

“Kawan, tersenyumlah melihat semesta yang membuka ruang imajinasi dan pengetahuan sepanjang masa untuk multigenerasi NKRI”

Tersenyum 228 maksudnya tersenyum manis, 2 cm kekiri, 2 cm ke kanan, dan  8 detik mengembang yakinlah pasti akan manis, memesona, dan menyenangkan semua orang yang melihatnya. Saat senyum mengembang yang dilandasi ketulusan dan keihklasan dalam hati pastilah akan keluar energi positif dan inner beuty pemilik senyum tersebut. Keberagaman situasi dan kondisi dalam kehidupan sehari-hari berdampak pada semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, diperlukan sikap keteladanan dalam berkomunikasi antarindividu, antarkelompok, dan antarindividu dan kelompok dalam segala konteks kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Strategi komunikasi dengan senyum 228 akan menjadi energi positif dan wujud literasi humanistik dalam kehidupan sehari-hari untuk multigenerasi NKRI.

Literasi humanistik dapat dipahami sebagai upaya untuk membuka rauang dan pengetahuan dalam berkomunikasi antarindividu dan antarkelompok dengan pendekatan kemanausian yang menumbuhkembangkan dan mewujudkan semua potensi positif untuk tersenyum Bahagia sepanjang masa. Konteks komunikasi yang melibatkan teks, koteks, dan konteks perlu diwujdukan dengan memahami siapa penuturnya, siapa lawan tuturnya, tujuan tuturan, media tuturan, dan konteks tuturan. Dengan demikian, diperlukan model komunikasi yang disertai dengan senyum 228 kepada siapa saja dan di mana saja tanpa memandang status sosial, ekonomi, pendidikan, agama, politik, ras, dan golongan. Upaya untuk menumbuhkembangakan teknik berkomunikasi yang baik, benar, dan santun seluruh masyarakat di Indonesia harus dilatih dan dibudayakan, baik secara langsung maupun melalui media sosial saat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Kemjauan teknologi informasi era revolusi industri 4.0 dan 5.0 harus diikuti dan diadaptasi secara cepat dalam berbagai konteks pembelajaran kehidupan, baik melalui situasi formasl di sekolah maupun nonformal di dalam masyarakat. Kolaborasi pembelajaran di sekolah dan masyarakat sebagai laboratorium kehdupan akan dapat menjadi bekal bagi multigenerasi NKRI. Senyum 228 harus disebarluaskan dan ditanamkan kepada multigenerasi NKRI sebagai perwujudan teknik berkomunikasi yang baik dan santun sebagai perwujudan 5S, yakni senyum, salam, sapa, sopan, santun. Keberadaan generasi muda NKRI sebagai generasi penerus dan pemimpin masa depan bangsa Indonesia harus terus dibekali dengan kecerdasan, keterampilan, sikap,  karakater, dan keterampilan berkomunikasi yang baik, benar, dan santun dalam segala konteks kehidupan.

Senyum 228 menjadi salah satu upaya pengembangan keterampilan diri bagi multigenerasi NKRI. Upaya untuk menumbuhkembangkan sikap positif dalam berkomunikasi memang harus dilatih dan dikembangkan sebagai wujud kompetensi softskill sebagai uapaya untuk mendukung kompetensi hardskill. Upaya untuk memberikan bekal senyum 228 harus dilatih sejak dini, mulai dari sekolah TK, SD, SMP, SMA, SMK, perguruan tinggi, dan dalam kehidupan di masyarakat. Kehidupan era digital sangat beragam dan bervariasi segala permasalahannya, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dengan demikian, seluruh multigenerasi NKRI harus dapat memilki bekal yang terbaik dalam hidup dan kehidupan untuk berkomunikasi dengan baik, benar, dan santun. Bekal strategi komunikasi terbaik harus dievaluasi dan dirindaklanjuti oleh guru apabila di sekolah, kedua orang tua apabila di rumah, dan masyarakat apabila dalam kehidupan masyarakat sepanajang masa.

Teknik berkomunikasi dan strategi komunikasi yang baik dan santun dengan senyum 228 harus menjadi virus-virus positif bagi seluruh masyarakat Indonesia dalam segala konteks kehidupan. Salah satu yang harus dimiliki sebagai pendukung kompetensi hardskill dan softskill multigenerasi NKRI adalah kemauan dan keterampilan untuk terus berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) untuk kemajuan bangsa Indonesia. Semangat untuk menumbuhkembangkan kompetensi hardskill dan softskill multigenerasi NKRI dengan didukung senyum 228 pastilah akan menumbuhkan budaya kebersamaan, kegotongroyongan, kemasyarakatan, kesosialan, kesalehan, kebhinekaan, dan kerinduan dalam kesemestaan seluruh masyarakat Indonesia.  Dengan demikian, keberadaan multigenerasi NKRI harus benar-benar harus dibekali kecerdasan, keterampilan, karakter yang baik dan kuat untuk menyiapkan staratgei komunikasi dalam berbagai perspektif kehidupan yang multibhineka. Semoga dengan senyum 228 dapat menjadi pondasi dasar  untuk seluruh masyrakat NKRI dalam mewujudkan 5B, yakni bersilaturahmi, berkomunikasi, berkolabrasi, beraksi, dan berliterasi bersama Arfuzh Ratulisa di istana arfuzh tercinta sepanjang masa.

“Kawan, kerinduan yang tersimpan untuk semesta akan membuka ruang dan waktu sebagai guru imajinasi sepanjang waktu, seperti bintang, bulan, dan matahari yang selalu menyinari bumi sepanjang hari”

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.