News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)Berkembang, Memantik Belajar, dan Berliterasi dengan Ratulisa Masyarakat Bangkok, Kerajaan Thailand Seiring dengan Perkembangan Zaman

Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA)Berkembang, Memantik Belajar, dan Berliterasi dengan Ratulisa Masyarakat Bangkok, Kerajaan Thailand Seiring dengan Perkembangan Zaman

Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) Berkembang, Memantik Belajar, dan Berliterasi dengan Ratulisa Masyarakat Bangkok, Kerajaan  Thailand Seiring dengan Perkembangan Zaman


Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Pegiat LIterasi Arfuzh Ratulisa

Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M Rohmadi Ratulisa

"Kawan, mimpi dan imajinasi lebih kuat dari pengetahuan kita dalam multikonteks kehidupan untuk menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sebagai wujud berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) untuk multigenerasi NKRI "

Bahasa Indonesia sejak dikukuhkan tanggal 28 Oktober 1928 terus diajarkan ke seluruh masyarakat Indonesia, negara-negara ASEAN, dan EROPA. Proses untuk belajar dan membelajarkan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi antarindividu, kelompok, dan  Lembaga secara berkelanjutan sebagai alat komunikasi dan bekerja sama.  Bahasa Indonesia terus diajakarkan sejak anak-anak Indonesia belum sekolah, kemudian masuk sekolah TK, SD, SMP, SMA/SMK, dan perguruan tinggi. Oleh karena itu, kesulitan menggunakan bahasa Indonesia dalam multikonteks kehidupan sangat diperlukan latihan secara terus-menerus. Banyak media dan lembaga yang terus membelajarkan bahasa Indonesia tetapi masih menemukan aneka kendala dan ruang pengembangan kompetensi berbahasa Indonesia secara baik dan benar bagi pengguna bahasa Indonesia. Baik secara konteks pemakaiannya dan benar dalam konteks kesesuaian kaidahnya dengan Ejaaan Yang Disempurnakan (EYD) edisi ke-5 yang dapat dirujuk pada halobahasa Badan Bahasa Kemdikbudristek RI. Dengan demikian, diperlukan aneka upaya, model, media, dan strategi pembelajaran inovatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk mendukung upaya multigenerasi NKRI melek literasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) bagi multigenerasi NKRI.

Dengan kondisi pengguasaan dan penggunaaan bahasa Indoensia yang beragam bagi  seluruh masyarakat Indonesia akhirnya pergerakan budaya-budaya Indonesia yang bergerak menuju negera-negara di Benua ASIA dan EROPA maka bahasa Indonesia juga ikut bergerak dan berkembang seiring perkembangan zaman. Sebagai contoh perkembangan bahasa Indonesia di Bangkok, Kerajaan Thailand. Bahasa Indonesia mulai masuk dan berkembang di Bangkok, Kerajaan Thailand sejak tahun 1970 an khususnya di tandai dengan bahasa Melayu di Thailand Selatan. Hal ini selaras dengan temuan hasil penelitian  Djusmaslinar, 2023 dari kampus Prince Songkla University. Dengan perkembangan bahasa Melayu di Thailand Selatan sejak tahun 1970 sampai 2023 sudah sekitar 53 tahun. Kegiatan belajar dan membelajarkan bahasa Melayu ini menjadi embrio proses bergerak dan berkembangnya bahasa Indonesia yang memantik belajar dan berlieterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) masyarakati Bangkok, Kerajaan Thailand bersama para pengajar BIPA. Saat ini, ada dua daerah yang disebut dengan daerah  Jawa dan Makasar (disebut orang Thailand dengdi sebutan Makasan) di anatara 77 provinsi di Kerajaan Thailand. Kedua daerah tersebut menjadi tempat tinggal warga negara Indonesia yang berkegiatan dan bermatapencaharian di kota Bangkok, Kerajaan Thailand. Oleh karena itu, bahasa Indonesia memiliki ruang untuk bergerak dan berkembang di Thailand. Selain itu, upaya pengenalan, promosi, dan pelatihan bahasa Indonesia bagi warga Thailand dimotori oleh Kedutaaan Besar Republik Indonesia di Bangkok, Kerajaan Thailand yanag berkantor di The Embassy of the Republic of Indonesia 600-602 Petchburi Road Ratchatewi, Bangok 10400, Thailand, (662)2523135-40. Dengan demikian, perkembangan bahasa Indonesia terus dilaksankan melalui kegiatan pelatihan dan pengenalan aneka budaya yang dilaksanakan di berbagai provinsi di wilayah kerajaan Thailand dengan menyenangkan dan bersinergi secara berkelanjutan dengan masyarakat Thailand.

Peran penting para pengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) sangat memabantu untuk menyebarluaskan penguasaan dan penggunaan bahasa Indonesia di berbagai wilayah di provinsi di Thailand. Banyak pengajar-pengajar BIPA yang terafiliasi dalam Afiliasi Pengajar dan Pegiat BIPA (APPBIPA) dan Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia (ADOBSI) yang tersebar khususnya di wilayah kerajaan Thailand telah membuka ruang pergerakan dan perkembangan bahasa Indonesia seiring perkembangan zaman. Selain itu, pegajar dan pegiat Bahasa Indonesia Indonesia untuk Penutur Asing memiliki komitmen yang luar biasa. Contohnya Mas Hamam di Thammasat University, Mbak Djusmaslinar, Mbak Anin, Mas Islahudin di Prince of Songkla University, dan kawan-kawan lainnya yang bergerak dan menggerakkan perkembangan bahasa Indonesia di wilayah Thailand Selatan. Mas Hamam juga memfasilitasi supertim pengajar BIPA dari APPBIPA Yogyakarta, ADOBSI, dosen-dosen Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Tadulako Palu, Universitas Widya Dharma Klaten,  untuk melaksanakan diskusi terpumpun dan workshop dengan dosen-dosen dan mahasiswa Thammasat University. Banyak kawan-kawan pengajar BIPA di Bangkok, Thailand yang tidak dapat disebutkan satu persatu, baik yang bernaung pada KBRI Bangkok Kerajaan Tahiland maupun Badan Bahasa Kemdikbudristek RI. Semua bergerak dan menggerakkan sayap-sayap semesta untuk ikut menjadi virus-virus positif menyosialisasikan dan mengajarkan bahasa Indonesia untuk penutur asing, seperti keikutsertaannya dalam kegiatan Seminar Internasional APPBIPA ke-3 di KBRI Bangkok, Kerajaan Thailand tanggal 1-2 Juni 2023.

Perkembangan bahasa Indonesia di Bangkok, Kerajaan Thailand ini tentu akan membuka ruang-ruang kesemestaan untuk terus berpikir kreatif, kritis, komunikaitf, dan kolaboratif sebagai bekal multigenerasi abad XXI sebagai keterampilan abad xxi dengan formula 4C. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh dosen, peneliti, pegiat literasi, dan komunitas-komunitas di Indonesia dan luar negeri untuk saling bersilaturahmi, berkomunikasi, berkolaborasi, beraksi, dan berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) untuk dapat menyinari dunia dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki fungsi untuk menyatukan bangsa Indonesia yang bersuku-suku, bahasa, budaya dan menyatukan bangsa-bangsa di ASEAN dan EROPA melalui bahasa, seni, budaya, film, dan aneka keragaman kearifan lokal yang dimiliki oleh Indonesia. Keberagaman dan kekayaan bahasa, seni, budaya, dan kearifan lokal Indonesia dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk dapat membumikan bahasa Indonesia dalam berbagai ruang kesemesetaan dengan aneka media dan model pembelajaran yang kreatif, inovatif, produktif, dan inspiratif bagi multigenerasi NKRI. Bahasa Indonesia akan tetap menjadi virus-virus positif saat di pelosok wilayah negara-negara ASIA dan EROPA apabila para pengajar BIPA memberikan layanan prima kepada seluruh pengguna bahasa Indonesia dalam kesemestaan dan kebhinekaan yang dimiliki oleh masing-masing negara. Kunci utama untuk menyebarluaskan bahasa Indonesia ke seluruh dunia dengan empan papan lan panggonan (sesuai dengan situasi dan tempat) atau sering saya katakana harus betul-betul memerhatikan teks, koteks, dan konteks pembelajaran untuk dapat memahamkan multikonteks pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing. 

Akhirnya pesan terbaik untuk keluarga besar pengajar, pegiat, dosen, peneliti, dan pemerhati BIPA di seluruh wilayah NKRI, ASIA, dan EROPA harus dapat menjadi teladan bukan sekadar memberi teladan, menjadi contoh bukan sekadar memberi contoh untuk seluruh pembelajar BIPA. Jadilah pengar BIPA yang dirindukan oleh pembelajar BIPA  di seluruh dunia dengan senyum 228 (dua sentimeter ke kiri, dua sentimeter ke kanan, delapan sentimeter mengembang), kesabaran, kebijaksanaan, kekinian, kekreatifan, dan keinspiratifan kita dalam multikonteks pembelajaran bahasa Indonesia, baik secara luring maupun daring. Dengan demikian, kita semua akan menjadi pengajar BIPA yang dirindukan seluruh masyarakat dunia dan terus akan berliterasi dengan Ratulisa untuk menyinari dunia, seperti bintang, bulan, dan matahari yang menyinari bumi sepanjang hari, baik tampak maupun tidak tampak oleh manusia di istana arfuzh tercinta. 

“Keindahan dan kebersahajaan untaian kata di ufuk senja akan selalau memantik jiwa yang berkarya dan menginspirasi sayap-sayap semseta sepanjang masa untuk multigenerasi Indonesia”

Istana Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Bangkok, Kerajaan Thailand, 1 Juni 2023

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.