News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Dosen Psikologi UNS Sampaikan Tentang Peran Ibu dalam Menguatkan Ketahanan Keluarga

Dosen Psikologi UNS Sampaikan Tentang Peran Ibu dalam Menguatkan Ketahanan Keluarga

 Dosen Psikologi UNS Sampaikan Tentang Peran Ibu dalam Menguatkan Ketahanan Keluarga


caption foto : Dr. Tri Rejeki Andayani, S.Psi., M.Si. (istimewa)

Penulis : ditulis kembali oleh eko prasetyo (alexa IT com)

SOLO – Dosen Program Studi (Prodi) Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta,  memaparkan tentang Peran Ibu dalam Ketahanan Keluarga. Materi ini ia sampaikan saat menjadi narasumber acara Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNS, Selasa (12/4/2022). Acara ini digelar untuk memperingati perayaan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April 2022 besok.

Dr. Andayani mengungkapkan bahwasanya ibu memiliki peranan yang kuat untuk membentuk ketahanan di dalam keluarga.

“Seperti yang kita ketahui bersama, Covid-19 berdampak bagi seluruh aspek kehidupan. Mulai dari kerapuhan dalam bidang ekonomi, kerapuhan psikologis, hingga kerapuhan aspek sosial,” ungkap Dr. Andayani.

Tentu untuk menghadapinya kita perlu menjadi orang yang tangguh. Dengan memperkuat ketahanan keluarga yang sifatnya bisa bawaan, antisipatif, dan adaptif. 

“Konsep ketahanan keluarga dalam ilmu Psikologi disebut sebagai resiliensi. Konsep ini mengarah pada suatu sistem fungsional yang merujuk ke keluarga sendiri. Ini dipengaruhi oleh tingginya kejadian di luar yang menjadi sumber stres dan tergantung konteks sosialnya,” lanjut Dr. Andayani. 

Ia menuturkan, kita butuh yang namanya sumber stres. Karena sumber stres menghadirkan masalah yang akan menjadi peluang serta tantangan untuk memfasilitasi potensi diri ke arah positif. Adanya masalah akan menuntut kita untuk mencari solusinya. 


“Kita tumbuh dan berkembang karena ada masalah. Masalah membuat kita kreatif. Ini harus dilakukan oleh seluruh anggota keluarga,” tambah Dr. Andayani. 

Adapun cara membentuk keluarga yang resilien dapat dimulai dari setiap anggota keluarga harus mau beraksi serta beradaptasi. Ketika ini sudah terealisasi, akan memunculkan sikap resilien, tangguh, dan tahan secara kolektif.

“Cara membangun ketahanan keluarga dengan memupuk kebersamaan, berinteraksi, membuat berdaya, kepedulian dan kemauan untuk berbagi,” jelas Dr. Andayani.

Dr. Andayani juga mengatakan kunci menjadi ibu yang positif yakni membangun terlebih dulu citra diri yang positif. Kemudian menjadi ibu yang bahagia. Memiliki standar moral yang kuat. Serta percaya pada kekuatan doa.

“Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjadi ibu yang positif yakni mampu mengenali potensi diri, mampu mengatasi tatanan hidup sehari-hari, tetap melakukan hal-hal yang produktif, serta bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan sekitar,” kata Dr. Andayani.

Kemudian prinsip yang harus dilakukan yakni meluruskan mindset, personal mastery yang terus diasah dan dikembangkan, membagikan yang dilakukan, membiasakan team learning, juga menaati system thinking.

“Menjadi ibu yang positif akan menciptakan ketahanan dalam keluarga, menimbulkan kebahagiaan di dalamnya, serta menjadi inspirasi dan akan memotivasi anggota keluarga lainnya. Menjadi ibu adalah pekerjaan yang mulia, yang tak bisa dinilai. Teruslah menjadi ibu yang menginsipirasi bagi lingkungan sekitar. Ketika kita bisa menjadi individu yang memotivasi diri sendiri, secara tak langsung kita akan menjadi motivator bagi yang lainnya,” pungkas Dr. Andayani. 

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.