News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Mafia Minyak Goreng Bermain Mata

Mafia Minyak Goreng Bermain Mata

 


Mafia Minyak Goreng Bermain Mata

Oleh: Suharno (Dosen Prodi Akuntansi Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta)

Harga minyak goreng tidak hanya naik, namun juga langka di pasar. Inilah yang menjadi sumber kegaduhan dan keresahan masyarakat, khususnya para pelaku usaha bidang makanan dan olahan pangan, yang akhirnya merembet pada kenaikan harga produk dan komoditas lain. Kenaikan ini tentu akan berdampak menurunnya daya beli dan meningkatknya inflasi menjelang lebaran.

Kita semua tahu bahwa kenaikan harga minyak goreng yang sangat tinggi saat ini lebih dipicu faktor eksternal yaitu adanya kelangkaan bahan baku minyak goreng di pasar internasional. 

Terkait siapakah yang benar dan salah dalam kasus ini wallahu alam bisawab, yang jelas pihak Kejaksaan telah menetapkan beberapa tersangka termasuk oknum pejabat tinggi, saya tidak ingin berkomentar dan menyorotinya lebih dalam. 

Mengapa harga minyak goreng harganya melambung tinggi ? Tentu ini tidak bisa lepas dari faktor eksternal di mana saat ini bahan baku minyak goreng terjadi scarcity atau kelangkaan. Negara-negara pemasok minyak goreng dunia tidak mampu mensupply kebutuhan minyak goreng salah satunya akibat dampak perang Ukraina dan Uni Soviet.

Pengusaha Indonesia sebagai salah satu pemasok kelapa sawit terbesar di dunia tentu ingin menikmati durian runtuh ini. Ingin meraup keuntungan yang sebesar-besarnya. Mereka berlomba melakukan ekspor ke luar negeri. Memilih menjual produk pada harga yang paling tinggi walaupun pemerintah sudah membuat regulasi pengetatan ekspor ke luar negeri. 

Namun yang namanya pengusaha pasti ingin mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi. Kerakusan inilah yang menyebabkan para pengusaha  bermain mata dengan oknum pejabat. Apakah itu melalui cara transaksional dengan meminta fasilitas tertentu agar tetap mendapatkan kesempatan ekspor dan tentunya untuk mendapatkan hal ini tidaklah gratis.  Ada imbal balik secara finansial. 

Kalaupun mereka tidak menggunakan cara ini mereka akan melakukan penyelundupan ke luar negeri secara ilegal tentunya juga bekerjasama dan bersekongkol dengan oknum aparat terkait untuk memuluskan langkahnya tersebut.

Apa dampaknya ?  Masyarakat, khususnya wong cilik yang menderita. Ini hal yang ironis. Sebagai negara terbesar kelapa sawit dunia justru tidak bisa menikmati kekayaan sendiri. Kita dipaksa untuk membeli produk sendiri dengan acuan harga pasar.

Apakah pemerintah bertindak diam. Tentu saja tidak, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan dan mengeluarkan regulasi pembatasan ekspor terkait komoditas minyak goreng. Namun ternyata mafia minyak goreng lebih licin dalam bermain mata. 

Sepanjang oknum aparat masih bisa dibeli dengan uang, maka carut marut ini tidak akan berakhir. Bahkan bisa digunakan sebagai bahan komoditas politik bagi pihak tertentu untuk menjegal pemerintahan yang sah. 

Tugas berat bagi pemerintah, khususnya Presiden bila tidak ada

dukungan dari aparat dan masyarakat untuk membongkar mafia minyak goreng. Sepertinya saat ini presiden berada posisi sendirian, para menterinya sedang sibuk sendiri-sendiri dan mencari aman. Di luar sana para rival politiknya sedang mengincar sisi kelemahan agar bisa melenggang dalam pilpres 2024.

Inilah sekilas pandangan saya secara pribadi mengamati dan mensikapi kenaikan harga minyak goreng. Tentu bisa berbeda dengan  pendapat anda ?

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.