News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

OPINI : Pelonggaran Masker: Antara Bisnis, Kesehatan dan Gaya Hidup

OPINI : Pelonggaran Masker: Antara Bisnis, Kesehatan dan Gaya Hidup

 OPINI :

Pelonggaran Masker: Antara Bisnis, Kesehatan dan Gaya Hidup

 


Rusnandari Retno Cahyani,

Dosen Universitas Sahid Surakarta, Bidang ilmu MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia), entrepreneurship dan UMKM

rusnandari@usahidsolo.ac.id

 

Presiden RI Joko Widodo menyatakan adanya pelonggaran dalam mengenakan masker bagi masyarakat Indonesia. Keputusan tersebut diambil sejalan dengan penanganan pandemi Covid-19 di negeri ini yang dianggap semakin terkendali dalam beberapa waktu terakhir. "Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang, maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker, “ kata Presiden sebagaimana dikutip dari cnbcindonesia/17/5/2022. Kebijakan pelonggaran pengunaan masker di Indonesia efektif per tanggal 18 Mei 2022.

Meskipun pelonggaran penggunaan masker sudah dikeluarkan secara resmi, masyarakat masih harus tetap berhati-hati karena berdasarkan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi Covid-19 belum berakhir. Pelonggaran menggunakan masker tidak hanya di Indonesia namun juga telah diterapkan negara lain, antara lain Turki. Di negara lintas benua tersebut, pelonggaran masker mulai 3 Maret 2022. Meski begitu warga tetap diminta untuk terus mengenakan masker bila berada pesawat, bus, kereta, teater, bioskop, rumah sakit, dan ruang kelas. Lantas bagaimana bisnis masker pascakebijakan ini diberlakukan? Akankah tingkat penjualannya menurun dan bisnis masker melambat?

Pelonggaran mengenakan masker tidak akan mengembalikan masyarakat sebagaimana perilaku sebelum terjadi pandemi. Masyarakat masih akan tetap peduli akan kesehatan dan tetap patuh dengan protokol Kesehatan. Aktivitas akan berjalan seperti saat pandemi berlangsung. Hal itu dikarenakan masker telah menjadi kebiasaan mengingat rentang waktu selama lebih dari dua tahun, masyarakat diwajibkan memakainya. Oleh karena itu, masker akan tetap menjadi kebiasaan bahkan bisa menjadi budaya atau malah menjadi gaya hidup.

Masker bisa menjadi bagian dari gaya hidup dikarenakan dua hal. Pertama berkaitan dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya sehat sehingga masker menjadi bagian dari upaya mereka untuk terhindar dari penyakit dan dampak negatif lainnya. Kedua berkaitan dengan model. Tidak kita pungkiri, saat ini kita bisa melihat aneka model masker yang tidak sekadar konvensional namun begitu stylish. Di pasaran kita dapat menemukan aneka sebutan seperti KN95, Duckbill, N95, elektrik, masker medis, masker medis, masker kain, masker buff, dan masker Kf94. Warna masker yang sebelum pandemi biasanya hanya berwarna hijau, putih dan biru, kini dapat ditemukan dengan aneka warna bahkan aneka motif mulai dari kartun untuk anak-anak hingga ada yang dilengkapi dengan ragam katun, satin, broklat, tile, dan lengkap dengan manik-maniknya. 

Tak hanya itu, kita juga dapat menjumpai masker yang dilengkapi dengan aromaterapi dan aroma-aroma lain yang dapat membuat pemakainya menjadi lebih nyaman. Masker akan menjadi gaya hidup hal itu juga berkaitan dengan kebiasaan masyarakat yang telah memberikan alokasi tersendiri untuk pengeluaran belanja bulanan mereka. Masyarakat tidak akan serta merta berhenti membeli masker sekalipun ada pelonggaran dalam mengenakan masker. Dengan demikian, produsen masker akan tetap memproduksi dengan berbagai kebaruan sebagai bentuk upaya memertahankan bisnis mereka. Pelonggaran mengenakan masker memang tidak dapat dipungkiri akan membuat kapasitas produksi menurun namun kita tetap harus melihatnya dari sisi positif. Bagaimanapun situasi ini adalah situasi yang kita harapkan karena kondisi mengarah ke lebih baik. Berbagai sektor juga akan terdampak positif seperti kembali bangkitnya industri pariwisata (kuliner, tour and travel) dan unit usaha kecil menengah (UMKM).

 

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.