Dua Peneliti dari India dan Swedia Berbagi Pengetahuan pada Kegiatan Sharing Session di FK UNS
Dua Peneliti dari India dan Swedia Berbagi Pengetahuan pada Kegiatan Sharing Session di FK UNS
— Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan kegiatan Sharing Session: Community Based Research from India and Sweden dengan menghadirkan tim peneliti dari India dan Swedia pada Jumat (9/6/2023) di Auditorium FK UNS. Kegiatan ini digelar dalam rangka untuk memperkuat visi misinya untuk menghasilkan lulusan yang berorientasi komunitas.
Sharing Session ini merupakan rangkaian dari kegiatan penelitian Integrated Tuberculosis, Diabetes, and Smoking Cessation Model (ICON) Project yang melibatkan 4 institusi yaitu UNS, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, KEM Research Hospital Vadu Rural Health Center India, dan UMEA University Swedia.
Kegiatan ini diadakan secara hybrid dengan sebagian peserta mengikuti kegiatan melalui Zoom Meeting. Hadir secara luring dalam kegiatan ini, Plt. Wakil Dekan Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni FK UNS, Paramasari Dirgahayu, dr., Ph.D; Plt. Wakil Dekan Perencanaan, Kerjasama Bisnis dan Informasi FK UNS, Dr. Selfi Handayani, dr., M.Kes; tim peneliti dari KEM Research Hospital Vadu Rural Health Center India, Prof Sanjay Kamlakar Juvekar, Dr Rutuja Ganeshrao Patil, Dr Girish Bansilal Dayma; tim peneliti dari UMEA University, Sweden, Prof. Nawi, MD., M.PH., Ph.D; serta Ailina Santosa, MD., M.MedSc(PH)., Ph.D.
Prof. Ari Natalia Probandari, dr., M.P.H., Ph.D dalam sambutannya pada kegiatan ini menjelaskan tentang ICON Project yang merupakan project networking dari 3 negara.
“Jadi Icon Project ini kalau dipanjangkan judulnya adalah Exploring the Potential for Integration of TB, Diabetes Melitus and the Tobacco Control Program in India and Indonesia. Jadi ini adalah sebuah project networking antara tiga negara. Ada beberapa organisasi di dalam network ini, kita mencoba untuk membuat network bersama tiga negara,” Jelas Prof. Ari seperti dikutip dari fk.uns.ac.id.
Pada Sharing Session ini Prof. Sanjay menekankan pentingnya sistem pengawasan kesehatan dan demografi atau Health and Demographic Surveillance System (HDSS) dalam melakukan perawatan pasien.
“Proyek ini mengakses dinamika demografis karena menurut US Medical Fraternity, ketika anda merawat pasien, bukan hanya satu individu yang anda rawat, ketika anda berbicara tentang kesehatan masyarakat, tentang menghindari penyakit, pencegahan, untuk itu anda perlu mengetahui kelahirannya, kematian, pernikahan, dan sebagainya,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan jika semua data tentang kesehatan dan demografi ini bisa terdokumentasikan dengan baik maka akan mempermudah dokter atau peneliti dalam memahami pasien dan komunitas.
“Mengenal populasi sangatlah penting dalam penelitian, disitulah peran HDSS,” tutupnya.