News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

OPINI : Muhamad Heru Setiawan, Seberapa urgensi fisioterapis dalam penyakit jantung?

OPINI : Muhamad Heru Setiawan, Seberapa urgensi fisioterapis dalam penyakit jantung?

 Seberapa urgensi fisioterapis dalam penyakit jantung?
 

Muhamad Heru Setiawan

Mahasiswa Program Profesi Fisioterapi UMS
dan
Wijianto, Ftr., M. Or
Dosen program studi fisioterapi UMS

 Seberapa urgensi fisioterapis dalam penyakit jantung?

Penyakit jantung baru ini masih menjadi momok diIndonesia hal itu dikarenakan serangan jantung sendiri memang dalam kebanyakan kasus terjadi secara mendadak dan berakibat fatal dalam kelangsungan hidup meskipun sebetulnya penyakit jantung tidak tiba tiba ada namun hal itu akibat dari akumulasi sebab sebab yang bisa menyebabkan penyakit jantung itu sendiri.

Prevalensi penyakit kardiovaskular diIndonesia sendiri menurut data Riskesdas terdapat kenaikan pada kasus hipertensi dari 25,8% (2013) menjadi 34,1% pada tahun 2018, stroke dari 12,1 per mil di tahun 2013 menjadi 10,9 per mil pada tahun 2018 dan pada penyakit jantung bertahan di 1,5% dari tahun 2013 sampai 2018. Hal ini sangat berkaitan dengan pola hidup yang buruk. 

Menurut guideline dari KNGF faktor resiko pada penyakit jantung dibagi menjadi 2 macam pertama faktor resiko yang dapat dirubah maupun dicegah dan yang kedua faktor resiko yang tidak dapat dirubah maupun dicegah. Berikut faktor yang  dapat dicegah adalah meroko, pola diet yang tidak sehat,  hipertensi ( sistolik), indeks masa tubuh BMI >30kg/m2 atau lingkar pinggang >102 cm pada laki laki dan >88 cm pada wanita, komposisi lipid darah yang tidak normal, diabetes militus type 2, penggunaan  alkohol yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik, kurangnya dukungan sosial, faktor psikologis sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dicegah  genetik, jenis kelamin laki laki, dan usia.

Banyak perspektif yang keliru dimasyarakat terhadap pengertian dan fungsi dari fisioterapi lalu sebenarnya apa yang bisa dilakukan oleh seorang fisioterapis pada kasus penyakit janung? Fisioterapis dalam tujuanya sendiri untuk mengembang kan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang rentang kehidupan berperan sangat luas dalam beberapa bidang garapannya tak lain dalam bidang penyakit kardiovaskuler fisioterapis dapat berperan dalam tindakan prefentif, kuratif, dan juga promotif. dalam kasus penyakit jantung ada beberapa tahapan maupun fase yang dibedakan agar mempermudah dalam analisis dan pembagian intervensi yang diberikan dapat dengan tepat. 

Pembagian fase ini dibagi menjadi 3 fase sebagai contoh pada fase 1 PERKI mendefinisikan fase 1 sebagai fase inpatient yakni pada saat pasien masih dalam perawatan di rumah sakit sedangkan tujuan dari perawatan ini untuk menghindarkan pasien terhadap efek buruk yang dihasilkan dari penyakit, tindakan dan juga tirah baring yang cukup lama serta melakukan mobilisasi sedini mungkin  kepada pasien terhadap aktifitas sehari hari agar pasien bisa segera pulang dari rumah sakit dan melakukan aktifitas secara mandiri.

Fisioterapis dalam kasus jantung berperan sangat krusial baik di fase 1, 2 maupun 3 yang mana harapannya setelah tindakan operatif maupun tidak pasien bisa melakukan antifitas sehari harinya lagi tanpa ada ketakutan berlebih yang justru menambah resiko adanya penyakit lain.

Latihan apa saja yang bisa dilakukan oleh seorang fisioterapis dalam kasus penyakit jantung? Yang pertama seorang fisioterapis akan melatih keterampilan pasien dalam beraktifitas sehari hari setelah menjalani tindakan operatif pasien akan mengalami penurunan toleransi aktifitasnya. Fisioterapis akan membantu pasien dalam mengembalikan kemampuan pasien dalam melakukan aktiftas sehari hari tanpa ada kendala yang berarti. Selanjutnya ketika pasien dirasa sudah mampu melakukan beberapa aktifitas sehari sehari secara mandiri maka fisioterapis akan melatih daya tahan dalam melakukan aktifitas tersebut sampai pada hoby pasien sebelum melakukan tindakan operatif sembari membiasakan diri mengontol faktor resiko yang ada.

Ketika target aktifitas sehari hari sudah terpenuhi maka fisioterapis akan melatih daya tahan pasien dalam aktifitas pekerjaan ataupun profesi yang digelutinya sebelumnya serta beberapa olah raga yang biasa dilakukan oleh pasien. Proses selanjutnya adalah bagaimana fisioterapis mendesain olahraga maupun aktifitas fisik tersebut supaya bisa diintegrasikan dalam rutinitas kehidupan sehari hari pasien.

Hal terakhir yang bisa dilatih oleh seorang fisioterapis adalah melatih pasien dengan riwayat penyakit jantung dangan mengurangi faktor resiko yang sudah disebutkan diatas dengan mengubah pola hidup yang sehat dan aktif berolah raga dengan tujuan mengurangi dan juga mengontrol berat badan serta kadar lipid dalam darah. Hal itu memang terlihat simpel namun yang jadi perhatian adalah bagaimana seorang fisioterapis mendesain sebuah latihan dengan mempertimbangkan dosis latihan serta resiko yang dapat terjadi. Faktor psikolosgis pasien juga sangat berperan ketika psien masih merasa cemas atau takut dalam melakukan aktifitas maka hal ini akan memperlambat proses rehabilitasi pasca operasi.

Pandangan orang bahwa minim harapan ketika seseorang sudah mengidap penyakit jantung sebetulnya masih sangat bisa diobati sehingga pasien bisa melakukan aktifitas fungsional sehari hari tanpa ada rasa sakit yang berarti dan juga rasa takut akan adanya serangan jantung secara mendadak, dengan ini urgensi seorang fisioterapi dalam mendampingi pasien dengan penyakit jantung sangatlah penting tentunya hal ini juga harus ada perpaduan kerjasama antar tenaga kesehatan terkait supaya hasil akhir dari kesehatan pasien bisa berjalan dengan maksimal.

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.