News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Penerapan SNI Produk Untuk Mendukung Pelaksanaan Produksi Bersih dan Kinerja Lingkungan di Industri Kecil Menengah Wilayah Yogyakarta Oleh: Muhammad Imron Rosyidi

Penerapan SNI Produk Untuk Mendukung Pelaksanaan Produksi Bersih dan Kinerja Lingkungan di Industri Kecil Menengah Wilayah Yogyakarta Oleh: Muhammad Imron Rosyidi

 Penerapan SNI Produk Untuk Mendukung Pelaksanaan

Produksi Bersih dan Kinerja Lingkungan 

di Industri Kecil Menengah Wilayah Yogyakarta

Oleh: Muhammad Imron Rosyidi

ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (Alexainfoterkini.com) foto : Istimewa


     M. Imron Rosyidi berhasil mempertahankan Disertasi didepan penguji antara lain; Ketua :Prof Dr ac agr Ir Adi Ratriyanto, S.Pt, M.P. IPM, ASEAN, Eng dan Sekretaris Prof Dr.  Pranoto, M.Sc dan sebagainya. Disertasi berjudul Penerapan SNI Produk Untuk Mendukung Pelaksanaan Produksi Bersih dan Kinerja Lingkungan di Industri Kecil Menengah Wilayah Yogyakarta, di Gedung Pasca Sarjana UNS, Rabu (13/9).

    Lebih lanjut Imron menerangkan regulasi pemerintah tentang standardisasi dan penilaian kesesuaian selain untuk meningkatkan mutu produk dan daya saing nasional namun juga ditujukan untuk memberikan perlindungan terhadap pelestarian fungsi lingkungan hidup. Industri Kecil dan Menengah di negara-negara berkembang ditengarai secara akumulatif telah memberikan dampak pencemaran terhadap lingkungan dan kesehatan. "Penerapan standardisasi dalam bentuk SNI produk di Industri Kecil dan Menengah diharapkan dapat mendorong untuk memperbaiki kinerja prosesnya sehingga produk yang dihasilkan selain mampu bersaing dipasar global namun juga mendorong IKM menjadi ramah lingkungan," ugkapnya.

Imron mengatakan SNI produk sebagai standar mensyaratkan penerapan Sistem Manajemen Mutu. Metode pendekatan SNI produk mengacu pada standard ISO 9001 dengan pendekatan proses, pendekatan sistem dan pola perbaikan berkelanjutan. Sistem Manajemen Mutu menjadi suatu sistem yang diperlukan dalam membangun manajemen mutu internal perusahaan sehingga mampu beroperasi dan berproduksi sesuai dengan mutu yang dipersyaratkan. Penerapan Sistem Manajemen Mutu disebutkan mampu mendorong peningkatan efisiensi karena menjadikan proses produksi lebih baik sehingga mampu mengurangi pemborosan bahan baku, energi dan mengurangi limbah. "Hal ini sejalan dengan konsep produksi bersih sebagai strategi untuk mengurangi pencemaran dan secara bersamaan mengurangi penggunaan sumberdaya," tandasnya.

Penelitian ini, menurut Imron,  bertujuan mengkaji manfaat penerapan SNI Produk di IKM untuk mendukung pelaksanaan praktik produksi bersih dan kinerja lingkungan yang baik. Identifikasi awal dilakukan untuk mempelajari bagaimana penerapan sistem manajemen mutu di IKM, karena implementasi prinsip-prinsip SMM yang baik dan benar menjadi syarat penting bagi IKM untuk memperoleh sertifikasi SNI produk. implementasi SMM yang baik di internal IKM diharapkan mampu memperbaiki dan meningkatkan kinerja proses terutama untuk mengurangi jumlah produk cacat, efisiensi waktu proses, dan penghematan biaya produksi dan pada akhirnya mampu memperbaiki kinerja lingkungan di IKM.

Imron menjelaskan, penelitian ini dilakukan di 14 Industri Kecil dan Menengah yang ada diwilayah Yogyakarta dan telah bersertifikasi SNI produk. Ke 14 Industri Kecil dan Menengah terdiri atas 4 bidang industri yaitu IKM Pangan, IKM Sandang dan kulit, IKM logam dan elektronika, dan IKM kerajinan. Hasil penelitian yang peroleh adalah 14 IKM tersebut belum semuanya mampu menerapkan sistem manajemen mutu secara efektif, di internal organisasi perusahaan. "Komitmen pimpinan, keterlibatan seluruh personil, dan perbaikan berkesinambungan menjadi dimensi yang paling dominan untuk dapat menerapkan SMM menjadi efektif. Penerapan SNI produk dengan pendekatan implementasi SMM menjadikan kinerja proses di IKM menjadi lebih baik diantaranya mampu mengurangi kegagalan produk, mengurangi biaya permesinan dan mampu mengurangi waktu proses produk keseluruhan.," jelasnya.

Pencapaian kinerja proses yang baik di IKM ber SNI produk, ditemukan mampu mendorong pelaksanaan produksi bersih diinternal perusahan melalui praktik good housekeeping, melakukan subtitusi bahan baku produksi, melakukan modifikasi teknologi proses, melakukan modifikasi produk, dan melakukan praktik daur ulang. Ditemukan ada pengaruh signifikan kinerja proses di IKM ber SNI produk terhadap praktik produsi bersih. Praktik-praktik produksi bersih di IKM, pada akhirnya memberikan nilai tambah tambah bagi industri dan juga terhadap lingkungan hidup. 

Menurut Imron, pengukuran kinerja lingkungan di 2 IKM yang memproduksi Air Minum Dalam Kemasan, kedua IKM tersebut ditemukan telah mampu mengarah dan mendekati syarat Standar Industri Hijau, untuk pemenuhan parameter baku mutu limbah cair (sesuai Perda DIY Nomor 7 Tahun 2016 tentang baku mutu air limbah), rasio penggunaan bahan baku, tingkat konsumsi energi dan tingkat emisi gas  CO2. "Pengukuran kinerja lingkungan berdasarkan syarat teknis  dalam standar industri Hijau menunjukkan bahwa IKM ber SNI produk mengarah pada pencapaian kinerja lingkungan yang lebih baik," jelasnya.

Penelitian ini, menurut Imron, juga menghasilkan model yang dapat mengkontruksi penerapan SNI produk di IKM untuk mendukung pelaksanaan produksi bersih. Dari model yang telah dikontruksi diperoleh bahwa efektifitas penerapan SMM di IKM berpengaruh terhadap praktik produksi bersih dengan dimediasi oleh kinerja proses.


"Penerapan SNI produk sebagai sebuah regulasi pemerintah terkait standardisasi dan penilaian kesesuaian mampu mendukung pelaksanaan praktik produksi bersih diinternal IKM untuk memperbaiki dan menghasilkan kinerja lingkungan yang lebih baik  jika implementasi sistem manajemen mutu dilakukan secara efektif," terang Imron.




Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.