Pengabdian Masyarakat Di Boyolali, LPPM Unisri Beri Pelatihan Pembuatan Cookies Gluten Free Pati Ganyong dan Pengelolaan Food Waste
Pengabdian Masyarakat Di Boyolali, LPPM Unisri Beri Pelatihan Pembuatan Cookies Gluten Free Pati Ganyong dan Pengelolaan Food Waste
ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (www.alexainfoterkini.com)
BOYOLALI-Bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Boyolali, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Slamet Riyadi Surakarta mengadakan pelatihan pembuatan cookies gluten free pati ganyong dan pengelolaan food waste, 24 dan 27 Juni 2024.
Pelatihan cookies gluten free pati ganyong diikuti 24 pelaku UMKM di bidang kue dan roti. Sedang peserta pelatihan penanganan food waste adalah 15 orang dari kelompok wanita tani di Desa Krasak, Kecamatan Teras.
Pelatihan cookies gluten free pati ganyong dan pengolahan food waste diberikan oleh Yannie Asrie Widanti, selaku ketua LPPM Unisri Surakarta bersama tim dengan penyampaian teori dan praktek.
"Para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan dan pendampingan yang masih dilanjutkan melalui grup whatsapp," kata Yannie Asrie Widanti, dalam siaran pers.
"Pasca pelatihan, para peserta sangat bersemangat untuk mempraktekkan sendiri pembuatan aneka produk cookies pati ganyong dan olahan food waste, khususnya berupa karak sehat tanpa borax dengan aneka rasa."
Sebelumnya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Boyolali, Bambang Jiyanto mengatakan, Pati ganyong merupakan salah satu produk pangan lokal yang ingin dikembangkan dan diangkat sebagai produk unggulan daerah oleh Dinas Ketahanan Pangan. Produksi pati ganyong di Boyolali yang cukup banyak oleh kelompok wanita tani, belum banyak dimanfaatkan prlaku UMKM lainnya sebagai bahan baku pada pembuatan olahan pangan.
"Potensi daerah seperti pengolahan umbi ganyong perlu terus ditingkatkan untuk mendorong perkembangan pemanfaatan pangan lokal menjadi produk bernilai ekonomi tinggi dan membantu perkembangan UMKM," kata Bambang.
Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, Di Kabupaten Boyolali Nur Djamilah menambahkan, saat ini sedang digencarkan aksi “Stop Boros Pangan” yang bertujuan untuk mengurangi pemborosan pangan yang dimulai dari tingkat rumah tangga.
"Masyarakat sangat memerlukan edukasi mengenai perencanaan menu makanan sehari-hari dengan jumlah dan jenis yang tepat sesuai prinsip-prinsip ilmu gizi. Masyarakat juga perlu diberi pelatihan mengolah makanan yang tidak habis dikonsumsi namun masih layak makan, seperti nasi dan roti," kata Nur Jamilah.(*)