News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

UMS Gelar Kajian Tafsir Al-Qur’an, Soroti Pentingnya Amal dan Takwa

UMS Gelar Kajian Tafsir Al-Qur’an, Soroti Pentingnya Amal dan Takwa

UMS Gelar Kajian Tafsir Al-Qur’an, Soroti Pentingnya Amal dan Takwa


Narasumber, Ainur Rha'in


ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (www.Alexainfoterkini.com)

SURAKARTA – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menggelar Kajian Tafsir Al-Qur’an secara daring melalui Zoom Meeting pada Kamis (16/1). Kajian yang telah memasuki edisi ke-30 ini diselenggarakan oleh Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) UMS sebagai bagian dari upaya memperkuat pemahaman Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) bagi dosen dan tenaga kependidikan (tendik).

Hadir sebagai narasumber, Ustadz Dr. Ainur Rha’in, S.Th.I., M.Th.I., yang menyampaikan pembahasan mendalam tentang Surah Al-Lail. Kajian dimulai dengan pembacaan bersama ayat-ayat surah tersebut, dilanjutkan dengan penafsiran mendalam tentang maknanya.

Dalam penjelasannya, Ainur memaparkan asbabun nuzul (sebab turunnya ayat) Surah Al-Lail. Ia mengutip riwayat dari Abdullah bin Mas’ud yang menyebutkan bahwa ayat tersebut diturunkan terkait tindakan mulia Abu Bakar Ash-Shiddiq. Abu Bakar membeli dan memerdekakan Bilal dari perbudakan Umayyah bin Khalaf dengan harga yang cukup besar. Peristiwa ini diabadikan dalam ayat-ayat awal Surah Al-Lail.

Penafsiran dimulai dari ayat pertama yang berbunyi “Demi malam apabila menutupi (cahaya siang).” Menurut pandangan ulama Ar-Razi yang dikutip oleh Ainur, Allah bersumpah demi malam sebagai waktu perlindungan dan istirahat bagi makhluk hidup.

“Gelapnya malam menjadi selimut yang memberikan kenyamanan fisik dan ketenangan jiwa,” tutur Ainur.

Ayat kedua yang berbunyi “Demi siang apabila terang benderang,” menggambarkan siang sebagai waktu untuk bergerak dan beraktivitas. Ainur menjelaskan bahwa dengan hilangnya gelap malam, manusia memanfaatkan waktu siang untuk bekerja dan mencari rezeki.

Berlanjut pada ayat ketiga, “Demi penciptaan laki-laki dan perempuan.” Ainur menegaskan bahwa Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan sebagai wujud keseimbangan dalam kehidupan, sebagaimana dijelaskan pula dalam Surah Az-Zariyat.

Ayat keempat yang berbunyi “Sesungguhnya usahamu benar-benar beraneka ragam,” menjadi fokus utama pembahasan. Ainur menguraikan bahwa amalan manusia sangat beragam, baik dalam kebaikan maupun keburukan.

“Ada yang mencari ridha Allah, ada pula yang tidak mempedulikan aturan-Nya. Ar-Razi menjelaskan ayat ini berkaitan dengan perbedaan amal antara Abu Bakar yang senantiasa memberi dan Abu Sufyan yang bersikap sebaliknya,” papar Narasumber.

Ainur juga menyoroti tiga ciri orang yang diberikan kemudahan oleh Allah. Pertama, mereka yang suka memberi seperti infaq, sedekah, dan zakat, baik wajib maupun sunnah. Ke dua, orang yang bertakwa, yaitu mereka yang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ke tiga, mereka yang mempercayai adanya balasan kebaikan, baik di dunia maupun akhirat.

Sebaliknya, Ia menjelaskan tiga ciri orang yang cenderung hidup dalam kesusahan, yakni orang yang bakhil atau enggan bersedekah, orang yang merasa tidak membutuhkan Allah dan hanya mengandalkan usaha sendiri, serta orang yang mendustakan balasan kebaikan sehingga cenderung mudah melakukan keburukan.

“Orang yang memiliki sifat-sifat tersebut akan sulit melakukan kebaikan dan hidupnya jauh dari ketenangan,” ujar Ainur di akhir kajian. (Yusuf/Humas)

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.