Pernah Jabat sebagai Wakil Rektor, Calon Rektor Baru UMS Gagas Akselerasi Kampus Lebih Jauh
Pernah Jabat sebagai Wakil Rektor, Calon Rektor Baru UMS Gagas Akselerasi Kampus Lebih Jauh
SURAKARTA - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan agenda Pemaparan dan Diskusi Visi, Misi, dan Program Kerja Calon Rektor UMS Masa Jabatan 2025-2029.
Pada kesempatan tersebut calon rektor menyampaikan misi yang akan dilakukan oleh UMS ketika di bawah kepemimpinan mereka.
Wakil rektor UMS yang menjadi calon rektor memaparkan dengan runtut misi dan program kerja yang akan dilaksanakan dengan dipandu oleh Sekretaris Panitia Pemilihan Rektor. Pemaparan dan diskusi ini dilaksanakan di Auditorium Mohammad Djazman UMS, Senin (3/2).
Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Rektor I UMS menuturkan bahwa rektor selanjutnya adalah melanjutkan dan menyempurnakan dengan memberikan terobosan-terobosan yang baik untuk mengakselerasi posisi dan reputasi UMS ke tengah-tengah dunia.
“Saya kira UMS sudah saatnya menjadi University Leader World Class University (WCU),” kata dia.
Harun memiliki 7 prioritas untuk mewujudkannya yaitu dengan input leader berupa mahasiswa, sumber daya manusia, dan pendapatan, kemudian proses leader dengan modernisasi sistem dan sarana prasarana, dan perlu pengembangan vertikal-horizontal yang akhirnya akan berdampak pada output leader yang unggul, hingga pada akhirnya UMS menjadi beyond excellence WCU.
Calon rektor selanjutnya Prof. Dr. Muhammad Da'i, M.Si., Apt., memaparkan bahwa visi UMS bisa terwujud apabila tata kelola UMS dikelola dengan baik dengan semangat kejujuran, amanah, kolektif, serta membuka kanal kanal aspirasi yang bisa membawa kemajuan.
“Kemajuan UMS akan dapat kita wujudkan apabila kita mampu menjawab tantangan ke depan. Apa tantangan yang kita hadapi? Yang pertama keberlanjutan penerimaan mahasiswa UMS, yang kedua adalah employability lulusan UMS,” tuturnya.
Keberlanjutan penerimaan mahasiswa UMS sangat penting. Melalui jalan ini, akan bisa menunjukkan kualitas yang otentik dan memberikan pengenalan UMS kepada masyarakat lebih luas lagi.
Selain itu, Dai menyebut employability lulusan perlu ditingkatkan dengan sertifikasi dan proses belajar yang modern dan spiritualistik.
Adapun Calon Rektor menggarisbawahi akan kesejahteraan dari civitas akademika baik dosen maupun tendik. Reputasi nasional dan internasional harus dipertahankan dan ditingkatkan. UMS selanjutnya akan menjadi tempat perkaderan dan menjadi pilar penting untuk kemajuan Muhammadiyah. Isu SDGs juga menjadi tantangan yang perlu diwujudkan oleh UMS demi mewujudkan kemajuan kampus unggulan tersebut.
Prof. Ihwan Susila, Ph.D., yang sebelumnya merupakan Wakil Rektor III UMS mengungkapkan bahwa menjadi universitas yang berkelas dunia adalah impian bersama uga sebagai perwujudan Muhammadiyah yaitu gerakan Islam Berkemajuan Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Perlu membangun sinergi program-program yang terintegrasi untuk mewujudkannya.
Ada 7 program untuk mewujudkan hal tersebut utamanya pada kompetensi para lulusan. Para lulusan harus bisa berdaya saing di level global dan menjadi kader Muhammadiyah yang memiliki akhlak yang mulia.
“Ini tentu saja prioritas utamanya adalah pada kompetensi lulusan. Apapun yang kita lakukan, harus menjamin bahwa kompetensi lulusan kita bisa berdaya saing di level global dan tentu saja menjadi kader bagi Muhammadiyah yang memiliki akhlak yang mulia,” ungkap Ihwan.
Dia menegaskan bahwa SDM yang unggul itu sangat penting salah satunya dengan melakukan rekrutmen secara selektif dan setiap dosen diharuskan bisa memiliki pengalaman akademik di luar negeri.
Rencana strategis lain dari Ihwan adalah transformasi berkelanjutan, modernisasi infrastruktur, dan internalisasi nilai-nilai kemuhammadiyahan.
Calon Rektor Prof. dr. Dr. Em Sutrisna, M.Kes, M.Hum., pada jabatan terakhir sebagai Wakil Rektor IV UMS menyampaikan paparannya dengan mengusung terciptanya UMS Kampus yang Profesional dan Islami menuju UMS Town 2037.
Dia mengatakan bahwa idealnya seorang rektor memiliki kapasitas iman, islam, ihsan, dan memiliki integritas dan kredibilitas yang tinggi. Selain itu seorang rektor harus memiliki komitmen, kepemimpinan, dan komunikasi yang baik.
Em menyampaikan isu yang sedang dihadapi oleh Generasi Z yang salah satunya ditandai dengan generasi yang tertarik proses yang cepat dan serba instan dan nir tantangan. Menurutnya, kurikulum di UMS harus mempunyai daya tarik dan perlu inovasi.
“Menyusun kurikulum tentu berbasis kompetensi dan kerja sama dengan industri,” tekannya.
Kurikulum mengarah pada pembelajaran berbasis projek dan praktikum, pembelajaran hybrid, adanya micro learning, modular learning, atau short course learning yang bersertifikasi.
Usai memaparkan visi, misi, dan program kerja calon rektor, para calon rektor mengikuti sesi diskusi bersama dengan panelis yaitu Munajat Tri Nugroho, S.T., M.T., Ph.D., dari Biro Perencanaan dan Pengembangan, Okti Sri Purwanti, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kep.M.B., dari Lembaga Penjamin Mutu, dan Dr. M. Thoyibi, MS., dari Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial.
Selain itu, mahasiswa dan hadirin yang datang di kesempatan tersebut juga dapat mengajukan pertanyaan kepada para calon rektor tentang pandangannya. (Maysali/Humas)