News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

MAKNA SEBUAH IKATAN dan PERGERAKAN

MAKNA SEBUAH IKATAN dan PERGERAKAN

 MAKNA SEBUAH IKATAN dan PERGERAKAN 


Oleh. Briliawan, Penulis adalah salah satu santri pengabdian Rumah Tahfidz Matahati - Hadityawarman Foundation

kita simak tulisan dan story telling sang santri talenta unggul menyimak sosok Guru Buya Haedar Nashir...

Demikian mas briliawan bertutur....

Saya baru saja mendengarkan pidato yang sangat menggugah dari Prof. Dr. Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Beliau menyampaikan pesan penting kepada para alumni Muhammadiyah dalam forum Ikatan Keluarga Alumni Muhammadiyah Surakarta [UMS]. Inti dari pesannya adalah tentang makna ikat—sebuah ikatan yang bukan hanya simbol, tetapi harus bermakna dan menghasilkan kesatuan.

Sebagaimana tali yang mengikat beberapa bagian menjadi satu kesatuan, demikian pula sebuah organisasi alumni: harus memiliki kebersatuan dan kebersamaan dalam setiap langkahnya. Jangan sampai hanya terlihat "isi di depan, isi di belakang, tapi kosong di tengah." Maksudnya, jangan sampai sebuah organisasi tampak bergerak maju, namun banyak anggotanya yang pasif, hanya "numpang nama," tidak ikut serta dalam gerakan atau langkah-langkah organisasi.

Pergerakan positif dari sebuah organisasi memang bisa memberi dampak luas, namun akan lebih bermakna jika seluruh anggotanya turut berpartisipasi secara aktif. Sebuah organisasi sejatinya harus menjadi ruang kolektif—tempat di mana semua unsur bergerak bersama, tidak terputus atau berjalan sendiri-sendiri.

Dituturkan pula oleh Ketua IKAUMS Bapak M. aditya warman bahwasannya dalam sejarah Kesultanan Surakarta, Pangeran Sambernyawa atau Mungkunegara I juga pernah menyampaikan sebuah filosofi yang sangat dalam: "HANEBU SAUYUN"—ketika kita bersatu (sauyun), maka kita akan menjadi kuat. Filosofi ini sejalan dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan menjadi pengingat bahwa kebersatuan adalah sumber kekuatan.

Hal ini juga sejalan dengan nilai-nilai yang diajarkan di Tazakka ⁶oleh KH. Anang Rikza Masyhadi, yaitu bahwa kita harus sibuk dan produktif. Dalam Muhammadiyah sendiri, kita diajarkan untuk berdaya dan memberdayakan. Bukan hanya bergerak untuk diri sendiri, tetapi juga memberi manfaat bagi sekitar.

Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Haedar Nashir: “Jangan sampai kita hanya sekadar berkumpul.” Berkumpul memang baik, tetapi lebih baik lagi jika kita bisa produktif dalam kebersamaan itu. Tradisi berkumpul adalah bagian dari budaya masyarakat tradisional—bukan hal yang buruk, namun sebagai masyarakat modern, kita harus melangkah lebih jauh: tidak sekadar berkumpul, tapi juga menghasilkan manfaat, dampak, dan pencerahan bagi masyarakat.

Maka dari itu, mari kita jadikan ikatan alumni ini sebagai wahana untuk bersatu dalam pemahaman, gerakan, dan perjuangan. Mari kita berkiprah bersama, saling menguatkan, dan menjadi cahaya di tengah masyarakat.

demikian mas Briliawan menutup ceritanya. 

Insight saya:

Hanebu Sauyun adalah ruang fikir filosofis atas sebuah kebijakan kolektif dalam kebajikan koligial untuk satu ikatan emosi dan nilai-nilai aqidah menjunjung tinggi keperpihakan muamalah mensemai amanah baik bagi para pelaku kehidupan yang hakiki.

Memaknai keterpautan amanah dan tekad bagi insan Muhammadiyah untuk saling menjaga dan melekat karena ada trust yang merefleksikan sikap dan makna reconnect-share-together adalah sebuah spirit nyata IKAUMS membuka pintu kolaborasi tanpa pamrih menata rencana masa depan dalam super team yang berkelanjutan. 

Terima makasih mas Briliawan sosok anak santri hebat yang menukiskan imaginasi mimpinya dalam tulisan pendek yang mengugah.

ada jutaan briliawan lainnya di pelosok negeri yang sedang menata masa depannya untuk sekolah yang tidak sempat menyimak nasehat Sang Buya haedar nashir guru kehidupan sore tadi. 

jikalau mereka anak anak talenta unggul menyimaknya pastilah menjadi bekal yang sangat berati bagi mimpinya kelak. 

Banyak dari mereka berupaya melompat jauh. menggapai bintang di langit. tapi tidak sempat mendapatkan mentor yang mencerahkan dan tiada secercah perspektif Sang Buya dalam story wisdom yang membumi memaknai hakikat kehidupan yang sebenar-benarnya.

"sejenak untuk direnungkan, kami yang bangga menjadi bagian dari keluarga besar Muhammadiyah."

Salam Hanebu Sauyun.

Dr. M. aditya warman.

Teman insanUMSmendunia

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.