News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

UMS Kuatkan Resiliensi Kaum Muda melalui Spiritualitas Islam

UMS Kuatkan Resiliensi Kaum Muda melalui Spiritualitas Islam

 UMS Kuatkan Resiliensi Kaum Muda melalui Spiritualitas Islam

Pemaparan Materi Qiyamul Lail

Reporter Mentari FM Eko Prasetyo melaporkan......................

SURAKARTA – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menunjukkan komitmennya dalam pembinaan karakter dan spiritual mahasiswa melalui kegiatan Qiyamul Lail Series ke-30, yang diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan UMS. Kegiatan yang digelar secara daring melalui platform Zoom Meeting ini diikuti oleh fungsionaris Organisasi Mahasiswa (Ormawa) serta mahasiswa penerima Beasiswa Unggulan Mahasiswa Berprestasi (BUMITA).

Acara ini dimulai pada pukul 03.00 WIB dan dibuka oleh mahasiswa magang yang bertindak sebagai host sekaligus moderator kegiatan. Meskipun berlangsung di tengah malam, semangat peserta tetap tinggi dalam mengikuti rangkaian kegiatan spiritual ini, yang tidak hanya memberikan pengalaman ibadah, tetapi juga pencerahan intelektual dan emosional.

Hadir pula jajaran pimpinan Biro Kemahasiswaan UMS yang turut memberikan apresiasi atas semangat mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembinaan ini secara konsisten. Kabag Kaderisasi dan Da’wah Biro Kemahasiswaan UMS, Dra. Mahasri Shobahiya, M.Ag., mengungkapkan bahwa kegiatan Qiyamul Lail memang telah menjadi bagian dari pembinaan rutin yang menitikberatkan pada penguatan nilai-nilai religius, keteladanan, serta spiritualitas Islam yang rahmatan lil’alamin.


Peserta Qiyamul Lail

Menurutnya, Biro Kemahasiswaan UMS terus mendorong agar kegiatan seperti ini menjadi bagian integral dari proses pembinaan mahasiswa. “Kami berharap melalui Qiyamul Lail, mahasiswa tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki fondasi spiritual yang kuat sehingga siap menjadi pemimpin umat dan bangsa di masa depan,” ujar dosen UMS itu, Kamis (7/5).

Puncak kegiatan diisi dengan tausiyah inspiratif dari Hepy Adityarini, S.Pd., M.A., Ph.D., selaku Pembina UKM MEDS UMS, dengan tema “Resiliensi dalam Perspektif Islam: Menjawab Tantangan Generasi Strawberry.” Tema ini dipilih sebagai respons atas fenomena melemahnya daya juang sebagian pemuda saat ini yang dikenal dengan istilah “generasi strawberry” – generasi yang tampak indah dari luar, namun mudah rapuh ketika menghadapi tekanan atau tantangan.

Dalam ceramahnya, Hepy menjelaskan bahwa Islam telah memberikan fondasi kokoh untuk membentuk karakter tangguh dan resilien melalui contoh para nabi, sahabat, dan tokoh-tokoh sejarah Islam. “Kekuatan sejati dalam Islam tidak diukur dari fisik semata, tetapi dari keteguhan hati, kesabaran, dan kedekatan dengan Allah,” ujarnya.

Ia menegaskan pentingnya membentuk jiwa yang tahan uji dengan memperkuat akidah, ibadah yang konsisten, serta memelihara akhlak dalam pergaulan sehari-hari. Bagi Hepy, resiliensi bukan hanya kemampuan bertahan dari keterpurukan, tetapi juga kemampuan untuk bangkit dan tetap tumbuh dalam situasi sulit.

“Pemuda Islam harus menjadi pribadi yang tidak mudah larut dalam kesedihan, tidak cepat menyerah, dan mampu menjadikan setiap kegagalan sebagai proses pembelajaran menuju kematangan iman dan intelektual,” tambahnya.

Kegiatan Qiyamul Lail ini bukan sekadar ibadah malam yang khusyuk, tetapi juga menjadi forum reflektif untuk membangkitkan semangat juang mahasiswa dalam menghadapi tantangan zaman. Dalam suasana khidmat dan syahdu, para peserta diajak untuk merenungi kembali hakikat hidup, tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, serta pentingnya menjaga semangat menuntut ilmu dalam ridha Allah SWT.

Kegiatan ini sekaligus memperkuat semangat moderasi beragama, dengan pendekatan dakwah yang sejuk dan edukatif, menjadikan Islam sebagai sumber solusi atas problematika sosial dan psikologis generasi muda.

Qiyamul Lail Series 30 yang digelar pada hari Senin (5/5) itu menjadi wujud nyata dari penerapan pendidikan Islam yang menyeluruh (kaffah), yang tidak hanya berorientasi pada nilai-nilai kognitif, tetapi juga afektif dan spiritual. Dengan mengangkat tema-tema kontekstual yang relevan dengan kehidupan mahasiswa, kegiatan ini menjadi media efektif untuk membangun karakter, etos kerja, dan daya tahan mental dalam menghadapi era digital dan tantangan global. (Alfina/Fika/Humas)

////////////////

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.