Kolom Prof.Dr. Muhammad Rohmadi, S.S. M.Hum : Pentingnya Memahami Konteks Berkomunikasi dalam Perspektif Pragmatik
Pentingnya Memahami Konteks Berkomunikasi dalam Perspektif Pragmatik
Penulis
Prof. Dr. Muhammad Rohmadi,S.S. M.Hum.
Dosen PBSI FKIP UNS, Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa & DIKLISA
Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube/Tiktok: M. Rohmadi Ratulisa
ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (www.Alexainfoterkini.com)
"Kawan, belajar berjuang dan memperjuangkan cita-cita berarti belajar untuk menjadi orang sukses dan bersyukur sepanjang masa"
Setiap manusia yang berkomunikasi dengan dengan lawan tutur dan partisipan dalam multikonteks kehidupan tentu memiliki tujuan tuturan, baik secara tersirat maupun tersurat. Dalam perspektif pragmatik, komunikasi antara penutur, lawan tutur, dan partisipan harus memahami: (1) siapa penutur, lawan tutur, dan partisipan, (2) tujuan tuturan, (3) konteks tuturan, (4) media tuturan, (5) pilihan bahasa yang digunakan. Pragmatik merupakan linguistik fungsional yang memelajari maksud dibalik tuturan seorang penutur kepada lawan tutur dan partisipan yang terikat konteks. Oleh karena itu, seorang penutur, lawan tutur, dan partisipan sangat penting untuk memahami konteks tuturan dalam berkomunikasi dalam konteks apa pun. Pentingnya memahami konteks tuturan ini tentu akan sangat membantu penutur, lawan tutur, dan partisipan untuk tidak salah paham, salah mengerti, dan salah mempranggapkan maksud dan tujuan tuturan seorang penutur kepada lawan tutur dan partisipannya, baik yang tersurat maupun tersirat.
Konteks berdasarkan makna leksikal dalam KBBI VI Daring antara lain: (1) bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna; (2) situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/konteks). Merujuk pada makna tersebut seorang penutur harus benar-benar memahami teks, koteks, dan konteks dalam setiap tuturannya. Contoh: Adiputra: Huwam, lihat Mas Mamad? Huwam: Mas Mamad sedang menulis artikel media cetak. Adiputra: Apa, Mas Mamad sedang menulis artikel media cetak? Berdasarkan dialog antara Adiputra dan Huwam tersebut ada implikatur yang disampaikan dalam tuturan Adiputra, “Apa, Mas Mamad sedang menulis artikel media cetak?” Tuturan Adiputra tersebut mengandung implikatur keheranan ketika mendengar informasi bahwa Mas Mamad sedang menulis artikel media cetak. Hal ini dikarenakan background knowledge yang dimiliki oleh Adiputra bahwa Mas Mamad jarang menulis artikel media cetak? Jadi bertanya-tanya saat mendapatkan informasi bahwa Mas Mamad sedang menulis artikel media cetak. Pemaknaan fungsional dalam perspektif pragmatik ini didukung oleh pengetahuan kontekstual yang dimiliki Adiputra dalam kalimat yang disampaikan oleh Huwam. Dengan demikian, pentingnya memahami konteks tuturan akan sangat penting untuk memahami makna kontekstual dalam perspektif pragmatik.
Penutur, lawan tutur, dan partisipan harus saling memahami konteks tuturan dalam multikonteks kehidupan. Hal ini akan sangat berdampak pada pemahaman maksud tuturan atau tujuan berkomunikasi yang tersurat dan tersirat. Apabila setiap orang dalam berkomunikasi berusaha untuk memahami konteks tuturan maka akan meminimalkan konflik karena ketidakpahaman atau salah paham dalam berkomunikasi. Hal ini sering ditemukan dalam komunikasi, baik yang bermedia cetak maupun online. Komunikasi antara penutur, lawan tutur, dan partisipan dalam whatsap group sering terjadi kesalahpahaman karena tidak memahami maksud tuturan seorang penutur dan partisipan berdasarkan teks, koteks, dan konteks. Oleh karena itu, agar komunikasi antara penutur, lawan tutur, dan partisipan dapat terjadi secara efektif maka diperlukan pemahaman konteks tuturan secara menyeluruh. Aneka konteks dalam kehidupan dapat berwujud: konteks situasi, suasana, pendidikan, ekonomi, hukum, agama, politik, keluarga, masyarakat, adat, suku, bahasa, dan anaeka konteks fungsional lainnya dalam perspektif linguistik fungsional, yakni pragmatik.
Banyak terjadi kesalahpahaman, ujaran kebencian, perundungan, dan konflik di media sosial dan kehidupan seharai-hari banyak disebabkan karena terjadinya kesalahpahaman antara penutur, lawan tutur, dan partisipan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, pemerintah melalui badan bahasa, kantor bahasa, TK, sekolah dasar, SMP/MTs, SMA/MA,SMK, perguruan tinggi, penggiat literasi, dan masyarakat harus terus melakukan sosialisasi dan edukasi bagaimana strategi tutur yang efektif, baik, dan santun dalam berkomunikasi. Semua giat sosialisasi dan edukasi untuk memahami konteks tuturan dalam berkomunikasi bagi penutur, lawan tutur, dan partisipan harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Hal ini sebagai bentuk pemahaman secara kontekstual dalam perspektif pragmatik dalam kehidupan. Apabila setiap orang melek kontekstual dan melek pragmatik dalam komunikasi, tentu tidak akan terjadi salahpaham dan konflik-konflik dalam aneka konteks kehidupan secara berkelanjutan.
Pentingya memahami teks, koteks, dan konteks dalam berkomunikasi bagi penutur, lawan tutur, dan partisipan akan membuat situasi menyenangkan dalam berkomunikasi. Aneka teks, koteks, dan konteks dalam pragmatik menjadi salah satu pilar pemahaman komunikasi dan strategi tutur yang efektif, baik, dan santun dalam kehidupan. Pemahaman aneka teks, koteks, dan konteks dalam kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung, termasuk dalam media online tentu akan semakin membuka cakrawala kesemestaan untuk melek pragmatik dalam berkomunikasi bagi seluruh masyarakat NKRI.
“Bercerita dalam kesemestaan akan menjadi salah satu ruang untuk memahami kebesaran dan ciptaan-Nya kala mentari mulai mengintip ufuk timur”
Istana Arfuzh Ratulisa dan DIKLISA
(Dialog Pendiidkan, Literasi, Bahasa, dan Sastra), Surakarta, 18 Juni 2025