IMM KH Mas Mansur UMS Hidupkan Semangat Dakwah melalui Program TPA dan Kajian Fastabiqul Khairat
IMM KH Mas Mansur UMS Hidupkan Semangat Dakwah melalui Program TPA dan Kajian Fastabiqul Khairat
Kajian Fastabiqul Khairat bersama Ahsanu Wildani Fahma
ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (www.Alexainfoterkini.com)
SURAKARTA – Tim Penelitian dan Pengabdian Ormawa (PPO) Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) KH Mas Mansur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sukses melaksanakan program Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan kajian Fastabiqul Khairat.
IMM sebagai organisasi pergerakan pemuda islam di tingkat mahasiswa memiliki peran dalam menyebarluaskan dakwah islam serta pembentukan masyarakat akan pemahaman Al-Qur’an dan As-Sunnah, hal tersebut menjadi latar belakang terlaksananya penelitian terkait TPA dan kajian Fastabiqul Khairat.
Ketua penelitian PPO, Zulfan Falakhi, menuturkan alasan utama pembentukan TPA adalah sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. “Ingin memakmurkan masjid KH Mas Mansur dengan pemanfaatan sumber daya mahasantri yang ada di lingkungan Pesma,” tuturnya saat dimintai keterangan pada, Jumat (2/11).
Kegiatan Belajar Mengaji Dosen UMS
Ia mengungkap, program ini ditujukan kepada masyarakat umum, mahasantri Pesma, staf kantin dan kebersihan, serta mahasiswa dan dosen UMS. Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, IMM memiliki tri kompetensi dasar (trikoda), meliputi religiusitas, humanitas, dan intelektualitas.
Selain itu, Zulfan menambahkan pembentukan TPA menjadi salah satu bentuk implementasi dari religiusitas dan humanitas sekaligus salah satu program kerja bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat (SPM), guna membantu masyarakat dalam belajar baca tulis Al-Qur’an.
“Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi dan menumbuhkan semangat dakwah di lingkungan kampus, sekaligus mendorong berkembangnya kegiatan positif seperti pengajian dan belajar Al-Qur’an agar IMM KH Mas Mansur terus membara dalam semangat berlomba-lomba dalam kebaikan,” tegas Zulfan.
PK IMM KH Mas Mansur UMS menyoroti pentingnya peran mahasantri dalam membangun masyarakat Qur’ani. Mayoritas mahasantri Pesma dinilai memiliki kemampuan dalam membaca Al-Qur’an dengan baik dan pemahaman mendalam akan ilmu tajwid. Namun, banyak dari masyarakat sekitar belum seluruhnya dapat melafalkan Al-Qur’an dengan baik dan benar.
“Diharapkan program ini terus berlanjut sebagai inspirasi bagi pengembangan dakwah dan pendidikan Islam di lingkungan kampus Muhammadiyah,” harap Zulfan.
Sukarmi selaku santri TPA sekaligus staf kantin Pesma, mengungkapkan adanya TPA dan Kajian Fastabiqul Khairat memberikan dampak positif bagi kehidupan spiritual di Pesma KH Mas Mansur UMS. Program ini sebagai sarana belajar Al-Qur’an, dakwah, dan mempererat hubungan antara mahasiswa, dosen, serta masyarakat.
“Banyak ilmu baru yang saya dapat, suasananya menyenangkan, dan membuat lebih dekat dengan anak-anak serta sesama ibu-ibu. Pengajarnya berpengalaman, jadi makin semangat belajar. Semoga kegiatan ini terus berlanjut, sesekali disertai healing agar lebih segar, dan tempat kajiannya dibuat lebih terbuka agar semua bisa ikut mendengarkan,” ungkapnya. (Roselia/Humas)