Menggali Potensi Museum: 'Gema Sinema #1' Hadir Perdana, Kolaborasi ISI Surakarta dan Museum & Galeri Seni SBY*ANI Ciptakan Pengalaman Seni Audiovisual Baru
Menggali Potensi Museum: 'Gema Sinema #1' Hadir Perdana, Kolaborasi ISI Surakarta dan Museum & Galeri Seni SBY*ANI Ciptakan Pengalaman Seni Audiovisual Baru
ditulia kembali oleh Eko Prasetyo (www.Alexainfoterkini.com)
PACITAN - Upaya inovatif dalam menggali potensi ruang publik dan mendukung branding museum diluncurkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk "Gema Sinema #1". Kegiatan ini merupakan kolaborasi perdana antara Program Studi Film dan Televisi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dengan Museum & Galeri Seni SBY*ANI. Hadir sebagai bentuk kegiatan seni baru, "Gema Sinema #1" menawarkan pengalaman seni audiovisual yang unik, memanfaatkan lokasi museum untuk memproyeksikan karya-karya sinema kontemporer, sekaligus menegaskan peran Museum & Galeri Seni SBY*ANI sebagai ruang yang terbuka untuk ekspresi dan inovasi seni masa kini.
Dr. Nur Rahmat Ardi Candra Dwi Atmaja, M.Sn. selaku Ketua Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat dari Prodi. Film dan Televisi ISI Surakarta, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar pemutaran film. "Gema Sinema #1 adalah implementasi nyata dari pengetahuan sinema kami untuk tujuan pengabdian yang lebih luas, yakni membantu museum dalam membentuk citra yang dinamis dan relevan bagi generasi muda. Kami percaya bahwa dengan menghadirkan 'seni baru' seperti pengalaman audiovisual, museum dapat dilihat tidak hanya sebagai tempat penyimpanan perjalanan sejarah Presiden RI Ke-6, tetapi juga sebagai aktualisasi potensi kebudayaan dan kreativitas," ujarnya.
Tampilan program Gema Sinema #1 di layar mini bioskop museum.
Di sisi lain, Ima selaku perwakilan museum pada divisi media menyambut baik kolaborasi ini. Menurutnya, inisiatif "Gema Sinema #1" merupakan langkah strategis untuk memperluas jangkauan pengunjung. Kegiatan ini menampilkan serangkaian karya film pendek terpilih dan instalasi video yang diproyeksikan langsung ditayangkan di mini theatre (bioskop) yang ada di museum. Pemilihan lokasi tersebut memang sudah dirancang khusus sebagai bagian untuk menciptakan dialog unik antara dokumentasi artefak sejarah dan media kontemporer yang menjadikan gambaran setiap sudut museum dapat dihadirkan ke dalam layar proyeksi yang dinamis dan kreatif.
Kini, ekonomi kreatif semakin diminati masyarakat sebagai sumber penghidupan utama, terlihat dari maraknya produk kreatif yang dipasarkan melalui platform digital. Integrasi Badan Ekonomi Kreatif ke dalam Kementerian Parekraf menunjukkan komitmen berkelanjutan pemerintah menjadikan sektor ini prioritas strategis. Museum sendiri berfungsi sebagai pusat informasi yang setara dengan perpustakaan, menyimpan dan menyajikan pengetahuan melalui koleksinya, sehingga berperan ganda: destinasi wisata sekaligus ruang edukasi. Strategi promosi kini berevolusi melampaui media cetak, memanfaatkan format audio, visual, dan audiovisual terutama melalui media sosial. Dalam konteks ini, Museum & Galeri SBY*ANI terus mengoptimalkan media sosial sebagai instrumen promosi atau Branding untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan kolaborasi dengan menghadirkan sebuah pemutaran karya seni film yang bertajuk "Gema Sinema #1" menjadi bagian dari strategi tersebut.
Keberhasilan penyelenggaraan "Gema Sinema #1" pada bulan Juni 2025 menjadi momentum penting bagi kedua institusi. Meskipun acara telah sukses terselenggara, proses komunikasi dan evaluasi diharapkan terus berjalan intensif dengan ISI Surakarta agar event seni ini dapat digelar kembali secara periodik, bahkan berpotensi diperluas ke bentuk-bentuk kesenian lainnya di masa depan.
Dukungan penuh terhadap inisiatif keberlanjutan ini diungkapkan oleh pihak Museum & Galeri Seni SBY*ANI. Ibu Nabila Amalia, Direktur Administrasi Museum SBY*ANI, mengungkapkan optimismenya terhadap peran seni baru dalam strategi museum ke depan. "Kami sangat mendukung kegiatan-kegiatan seni inovatif yang dapat dihadirkan di Museum SBY*ANI. Kolaborasi ini adalah bagian dari strategi promosi dan branding kami untuk memperkenalkan museum kepada audiens yang lebih luas dan muda," tutur Ibu Nabila. Ia menambahkan, pihaknya akan terus menggandeng berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi seni seperti ISI Surakarta, untuk menjadikan museum sebagai ruang kreatif yang dinamis dan relevan, bukan sekadar tempat koleksi bersejarah. (Ima-NRA,2025)