News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

UMS Dorong Pemanfaatan GIS untuk Pemetaan Kesehatan Masyarakat

UMS Dorong Pemanfaatan GIS untuk Pemetaan Kesehatan Masyarakat

 

UMS Dorong Pemanfaatan GIS untuk Pemetaan Kesehatan Masyarakat




ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (www.Alexainfoterkini.com)

Sebagai upaya mendorong mahasiswa dalam mengembangkan sistem informasi kesehatan berbasis teknologi digital, program studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar kuliah umum dan bedah buku yang mengusung tema “Penerapan GIS dalam Bidang Kesehatan Masyarakat” di Gedung Auditorium Mohammad Djazman Kampus I UMS, Rabu (26/11/2025).

Ketua panitia, Prof. Dr. Yuli Kusumawati, S.K.M., M.Kes., menjelaskan tema yang diangkat kali ini berangkat dari keunggulan Prodi Kesmas UMS yang berbasis teknologi informasi kesehatan. Salah satunya pada mata kuliah visualisasi data spasial yang membutuhkan pemahaman sistem informasi geografis (geographic information systems/GIS) secara aplikatif.

“Kami ingin mahasiswa menyadari bahwa ilmu itu tidak bisa terkotak-kotak. Geografi pun bisa diterapkan di bidang kesehatan. GIS sangat berperan dalam memetakan dan menggambarkan masalah kesehatan berdasarkan ruang sehingga mendukung pengambilan keputusan,” jelasnya.

Menurut Yuli, GIS memungkinkan pemetaan persebaran penyakit di suatu wilayah, sehingga sumber daya dapat difokuskan secara tepat. Ia mencontohkan pemetaan kasus tuberkulosis (TBC) di satu kawasan yang mengelompok, sehingga intervensi dapat diperkuat di daerah tersebut.

Ia menyebut pemetaan kesehatan berbasis GIS di Indonesia terbilang masih baru, meski konsep ini sudah digunakan sejak era John Snow dalam penanganan wabah kolera di London. 

Pemaparan materi penerapan GIS dalam kesehatan masyarakat oleh Prof. Sulistyawati, S.si,. M.P.H., Ph.D. di Auditorium Mohammad Djazman, 26 November 2025. Humas UMS/Luqman Hakim

Kuliah umum ini menghadirkan Prof. Sulistyawati, S.Si., M.P.H., Ph.D., pakar epidemiologi dan sistem kesehatan, yang menjelaskan mengenai pemanfaatan GIS dalam perencanaan fasilitas kesehatan, aksesibilitas pelayanan kesehatan, dan pemetaan distribusi logistik kesehatan.

“GIS memiliki nilai plus, dalam meningkatkan efektivitas intervensi kesmas. Dengan menggunakan visual peta itu pattern atau pola itu bisa langsung terlihat, GIS membantu pengambilan keputusan berbasis bukti,” ujar profesor itu saat dimintai keterangan.

Implementasi GIS dimulai dari tahap yang paling sederhana yakni pemetaan penyakit, kemudian berkembang pada tingkatan investigasi, pemodelan, hingga prediksi penyebaran wabah penyakit.

Sulistyawati telah banyak melakukan riset berbasis teknologi GIS. Berdasarkan hasil risetnya, jangkauan implementasi GIS di Indonesia terutama di wilayah Jawa Tengah cukup luas. Salah satunya terlihat dalam pemetaan mitigasi banjir rob di Kota Semarang.

“Dampak dari banjir itu adalah masalah kesehatan tersendiri. Potensi diare, leptospirosis, itu bisa menjadi peringatan, artinya mapping yang dihasilkan dari banjir rob itu akan bermanfaat untuk pencegahan penyakit-penyakit akibat banjir,” tuturnya.

Sulistyawati berharap GIS tidak hanya sebagai perancangan peta saja, tetapi menjadi sebuah platform yang berdampak bagi masyarakat maupun pemegang kebijakan.

Acara dilanjutkan dengan sesi bedah buku yang menghadirkan narasumber dosen Kesehatan Masyarakat UMS, Noor Alis Setiyadi, S.KM., M.K.M., Ph.D. Ia merupakan penulis monograf sistem informasi pemantauan tuberkulosis berbasis WebGIS.

Baca Juga: Penggagas Web GIS Tuberkulosis Sukoharjo

Dalam paparannya, Noor Alis mendorong mahasiswa agar lebih kreatif dalam memilih topik tugas akhir, terutama dalam pengembangan sistem informasi kesehatan.

“Masalah kesehatan sangat banyak dan harus dipantau. Dari pemantauan itu muncul data yang dapat divisualkan, dan data visual dapat menjadi dasar pengambilan keputusan kesehatan,” ungkapnya.

Ia menambahkan GIS tidak hanya dapat diterapkan pada penyakit menular seperti TBC, tetapi juga pada pemantauan penyakit tidak menular seperti kanker serviks dan kanker payudara, hingga isu kesehatan mental dan orang dengan gangguan jiwa. (Penulis: Fika Annisa’ Sholihah, Roselia)





Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.