Upaya Intervensi Perundungan di Sekolah Dasar, UNS Berikan Solusi Cerdas
Upaya Intervensi Perundungan di Sekolah Dasar, UNS Berikan Solusi Cerdas
Kegiatan yang dilaksanakan di ruang kelas ini diikuti oleh siswa-siswi kelas 1 hingga 6 SD Negeri 1 Bana, serta turut mengundang siswa-siswi TK Pertiwi Bana. Sejak awal kegiatan, suasana tampak meriah dan penuh antusiasme. Anak-anak duduk rapi menyimak dengan serius penampilan pendongeng Kak Fauziyah Istianah Habibur Rasyidah atau akrab disapa Kak Zizi.
Kak Zizi tampil memukau dengan membawakan dongeng fabel bertema anti bullying menggunakan berbagai alat peraga dan ekspresi interaktif. Melalui gaya bercerita yang hidup dan penuh penjiwaan, ia berhasil membuat siswa-siswi terhanyut dalam alur cerita sambil menyerap pesan moral tentang pentingnya menghargai teman dan menghindari perilaku perundungan.
Kepala SD Negeri 1 Bana, Harisudin, S.Pd., dalam sambutannya menyampaikan bahwa mendongeng itu literasi. Melalui kegiatan mendongeng siswa-siswi diharapkan dapat menjauhi tindak bullying terutama di lingkungan sekolah. “Dengan program Hibah Pembelajaran Berdampak ini, semoga mahasiswi PGSD UNS dapat menambah pengalaman mengajar karena mengajar anak-anak tidak semudah yang dibayangkan,” terang Harisudin di sela-sela acara yang digelar pada akhir Oktober 2025 kemarin.
Dosen Pembimbing, Dr. Supianto, M. Pd. mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu bentuk nyata dari pelaksanaan Hibah Pembelajaran Berdampak 2025 oleh tim PELANGI. Mahasiswa berperan aktif dalam menghadirkan inovasi pembelajaran yang bermakna di SD. Melalui pendekatan joyful learning, kegiatan ini menggabungkan unsur literasi karakter dan pendidikan moral dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam G20 Education Working Group 2022 untuk mewujudkan pendidikan berkualitas, inklusif, merata, bermutu tanpa memandang usia, gender, atau kemampuan sesuai dengan Sustainable Development Goal’s (SDGs) poin keempat.
Ketua Pelaksana Program, Gina Sonia Sitanggang, menuturkan bahwa kegiatan mendongeng anti bullying dirancang sebagai sarana untuk menumbuhkan empati, rasa hormat, dan kebiasaan berbahasa santun pada anak-anak. Ia menekankan bahwa pesan moral tentang menghargai sesama harus disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami. “Kami ingin anak-anak belajar tanpa merasa digurui. Dengan dongeng, nilai-nilai karakter dapat terserap secara alami dan perundungan di sekolah tidak ada lagi,” jelas Gina.
Setelah sesi dongeng berakhir, kegiatan dilanjutkan dengan refleksi interaktif. Kak Zizi memberikan beberapa pertanyaan seputar isi cerita yang baru saja disampaikan. Siswa yang mampu menjawab dengan benar mendapatkan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi. Momen ini semakin menambah semangat anak-anak sekaligus memperkuat pemahaman mereka terhadap pesan moral yang disampaikan.
Kegiatan mendongeng ini diakhiri dengan foto bersama dan suasana penuh kegembiraan. Melalui kegiatan tersebut, tim PELANGI berharap program kegiatan mendongeng bertema anti bullying dapat membangun budaya sekolah yang ramah anak, menanamkan nilai anti kekerasan, serta menumbuhkan karakter positif di kalangan peserta didik.