Dari Perpustakaan Kampung ke Panggung Nasional, Inovasi Tim PPK Ormawa DKV ISI Surakarta Lolos Abdidaya 2025
Dari Perpustakaan Kampung ke Panggung Nasional, Inovasi Tim PPK Ormawa DKV ISI Surakarta Lolos Abdidaya 2025
ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (www.Alexainfoterkini.com)
SOLO - Sebuah perpustakaan kampung di Kelurahan Serengan, Surakarta kini berubah menjadi pusat kreativitas dan literasi yang berdenyut, berkat sentuhan inovatif dari Himpunan Mahasiswa Desain Komunikasi Visual ISI Surakarta (DKVISKA). Program pengabdian mereka, PETRACURE, berhasil membawa mereka sebagai satu-satunya tim dari ISI Surakarta yang lolos ke panggung penghargaan paling prestisius bagi organisasi kemahasiswaan (Ormawa) se-Indonesia yang bertajuk Abdidaya 2025.
Athalya Saffa Nurjaman, ketua tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) DKVISKA, memaparkan bahwa program mereka adalah akselerasi pendidikan non-formal yang inklusif. "Kami fokus pada satu tujuan: menjadikan Perpustakaan Serengan sebagai jantung literasi dan kebudayaan bagi warga," ungkap Athalya pada Selasa (25/11/2025).
Untuk mewujudkannya, tim menggelar serangkaian workshop yang memadukan seni, budaya, dan teknologi. "Ada workshop tumpeng Mangkunegaran untuk edukasi gizi dan pelestarian kuliner, workshop blangkon mini untuk menumbuhkan ekonomi kreatif, hingga workshop 5R berbasis Arduino untuk meningkatkan kesadaran lingkungan," rincinya. Tak ketinggalan, pelatihan mendongeng bagi anak-anak dan edukasi pemasaran digital bagi para pelaku UMKM lokal juga menjadi bagian integral dari program ini.
Berkat konsep yang kaya dan implementasi yang nyata di masyarakat, tim PPK Ormawa DKVISKA resmi lolos ke tingkat nasional dan akan berkompetisi di Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, pada 4-7 Desember mendatang.
Keberhasilan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi institusi. Ipung Kurniawan Yunianto, M.Sn., selaku dosen pembimbing menyoroti bahwa program ini adalah cerminan karakter ISI Surakarta. "Tim kami menampilkan praktik terbaik yang sesuai dengan keahlian kami. Ini adalah representasi bagaimana seni dan budaya bisa memberikan kontribusi positif dan membangun peradaban," jelas Ipung.
Meskipun akan bersaing dengan 67 universitas lain, Ipung tetap optimis. "Doa dan dukungan dari masyarakat Serengan adalah modal kami. Kami datang ke Malang bukan hanya untuk menang, tetapi untuk bertukar ilmu dan inspirasi, membawa pulang pembelajaran berharga untuk kemajuan bersama," pungkasnya.
Abdidaya Ormawa yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi merupakan ajang tahunan untuk mengapresiasi program pengabdian dan pemberdayaan masyarakat terbaik yang dilaksanakan oleh mahasiswa Indonesia. (Basnendar)

