News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pakar Sejarah Dr. Susanto : Perpustakaan Mangkunegaran Perlu Digitalisasi

Pakar Sejarah Dr. Susanto : Perpustakaan Mangkunegaran Perlu Digitalisasi


Puro Mangkunegaran

caption Foto : eko Prasetyo

Penulis : Eko Prasetyo (alexa IT com)

            SOLO - Pakar Sejarah Dr. Susanto menyatakan perpustakaan Keraton Puro Mangkunegaran perlu dilakukan digitalisasi, terutama untuk sekarang ini. Apalagi koleksinya yang ada memiliki referensi sangat terbuka. Dan koleksinya sangat luar biasa terutama untuk kajian sejarah Solo-Yogya.

            “Terutama untuk arsip. Itu penting sekali,” tandas pakar Sejarah Universitas Sebelas Maret (UNS), di Kampus Fakultas Ilmu Budaya UNS, Sabtu (16/4).


Dr.Susanto

            Lebih lanjut Susanto menjelaskan, digitalisasi itu satu untuk memudahkan informasi. Kedua. Pembisik arsip yang  resiko rusak, termakan usia. “Menghindari adanya kebakaran. Inilah harus digitalisasi. Sehingga bisa diselamatkan,” tandasnya.

            Menurut Pakar Sejarah Keraton Mangkunegaran dan Kota Solo, proyek seperti itu bukan hal yang baru. Informasi sejarah merupakan yang penting. Sehingga tidak boleh diabaikan baik oleh akademisi di kota Solo maupun pemerintah kota Surakarta.

Sejauh ini digitalisasi, dalam hal arsip Mangkunegaran, menurut Susanto,  baru dalam kontek daftarnya, belum materialnya. “Khusus untuk arsip, penting sekali,” tandasnya. Apalagi dalam arsip yang ada banyak bahasa, seperti, Belanda, Inggris, Jawa dan sebagainya. Terutama bahasa Jawa dalam bentuk manuskrip. Baik dalam tulisan tangan maupun leterasi yang dikoleksi di perpustakaan. Mulai menyangkut Mangkunegoro I hingga VIII. Mulai Ketatanegaraan, hingga lembaran Kerajaan, sperti kepegawaian, pajak, pakaian.  tentu menyangkut juga sepakterjang, mulai seni, taman, bahkan sebelum adanya Sriwedari  di Mangkunegaran sudah ada Taman Ujung Puri. Tapi ditutup tahun 1885 saat adanya krisis ekonomi termasuk penyakit tanaman dan hewan.

Susanto mengungkapkan, Mangkunegoro memiliki pabrik gula Colomadu tahun 1861 dan tahun 1871 pabrik gula Tasikmadu menjadi pertanda bahwa Mangkunegaran mempunyai jiwa wiraswasta yang tinggi. “Ketika kerajaan mempunyai jiwa feodalisme, tapi ini menunjukkan punya penghasilan dalam hal ini menghasilkan perkebunan seperti, tebu. Termasuk teh dan kopi yang banyak di tanam di daerah Karangpandan,” ungkap pakar Sejarah.

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.