News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Momentum Silaturahmi Idul Fitri, Haeder Nashir Ajak Warga Persyarikatan tetap BerMuhammadiyah dengan Baik

Momentum Silaturahmi Idul Fitri, Haeder Nashir Ajak Warga Persyarikatan tetap BerMuhammadiyah dengan Baik

 Momentum Silaturahmi Idul Fitri, Haeder Nashir Ajak Warga Persyarikatan tetap BerMuhammadiyah dengan Baik


 ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (Alexainfoterkini.com) foto : Istimewa

YOGYAKARTA- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) ikut ambil bagian acara Silaturahmi Idul Fitri -1444 - H  Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dilaksanakan Minggu, (30/4) di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 

Prof. Anam Sutopo, M.Hum., salah satu peserta Halal Bihalal dari UMS, menyampaikan momentum ini sangat membahagiakan karena bisa bersilaturahmi dengan keluarga besar Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

"Pada hari ini, beberapa rombongan UMS yang baru saya temui ada Prof. Da'i, Bu Yayah, Pak Bana, Pak Syamsul, Prof. Dim, dan sebagian mungkin berangkat sendiri-sendiri," ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, dia menyampaikan sangat terkesan mendengar apa disampaikan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

"Sambutan Prof. Dr. K. H. Haedar Nashir, M. Si., itu semakin mencerahkan kita mengenai bagaimana berMuhammadiyah yang baik. Terlebih dalam menyikapi lingkungan, termasuk pada ranah politik," papar Sekertaris Rektor UMS itu.

Sehingga, lanjutnya, arahan ini sangat tepat untuk membekali kita ke depan dalam bersikap.

"Saya sepakat dengan arahan Pak Ketum, kita boleh emosi dalam menangani berbagai dinamika yang muncul beberapa waktu terakhir mengenai Muhammadiyah. Kita boleh emosi tetapi tidak boleh berkepanjangan," tambahnya.


Menurutnya, kita harus satu komando Pimpinan Pusat Muhammadiyah, karena secara organisasi memiliki perangkat yang sangat lengkap.

"Jadi ketika ada persoalan yang terjadi, kita serahkan saja kepada petugas yang berwenang dan ditembuh secara hukum. Jangan sampai bertindak sendiri-sendiri, harus sesuai porsinya," jelas Anam.

Dia menyampaikan, bahwa Prof., Haedar sangat arif sekali dalam menyikapi berbagai dinamika yang muncul, tidak larut dalan emosi. Walaupun bahasa kasar orang jawa itu 'di injak-injak'.

"Terus saja kita melakukan interaksi sosial dengan baik, boleh emosi tetapi sebentar saja, lalu dikembalikan yang berwajib untuk menanganinya," jelasnya.

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.