News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Usung Wajah Payung dalam Jejak Sejarah Nusantara, Mahasiswa UNS Raih Juara 1 Lomba Menulis Esai

Usung Wajah Payung dalam Jejak Sejarah Nusantara, Mahasiswa UNS Raih Juara 1 Lomba Menulis Esai

 Usung Wajah Payung dalam Jejak Sejarah Nusantara, Mahasiswa UNS Raih Juara 1 Lomba Menulis Esai


ditulis kembali oleh Eko Prasetyo (AlexaInfoterkini,com), foto :Istimewa

SOLO — Prestasi di kancah nasional kembali ditorehkan oleh mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Ia adalah Christianto Dedy Setyawan yang berasal dari Program Studi (Prodi) S-2 Pendidikan Sejarah. Christianto berhasil meraih juara 1 Lomba Menulis Esai Festival Payung Indonesia 2022 yang diselenggarakan oleh Festival Payung Indonesia 2022 di Pura Mangkunegaran Surakarta.

Christianto mengaku senang atas pencapaian yang berhasil ia raih.  “Perasaannya senang dan cukup terkejut, sebab perlombaan ini diikuti oleh banyak orang, level nasional, dan dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi,” ungkap Christanto kepada tim wartawan, Sabtu (30/10/2022).

Dalam ajang ini, ia berhasil menulis esai berjudul “Wajah Payung dalam Jejak Sejarah Nusantara”. Esai yang ditulisnya mengulas riwayat payung yang dilihat dari tinjauan Prasasti Sidotopo, Prasasti Kembangsore, dan lukisan mengenai Sunan Amangkurat III. Christanto menjelaskan bahwa idenya bermula dari keinginannya untuk mengulas payung dari aspek artefak era Hindu dan Buddha.

“Idenya muncul berawal dari saya yang ingin mengulas payung dari aspek artefak era Hindu dan Buddha. Hal ini jarang dibahas di sekolah, kampus, bahkan dalam forum diskusi ilmiah ataupun seminar. Kebetulan saya aktif di komunitas sejarah dan arkeologi. Lalu, saya membidik konsep esai dari sudut pandang tersebut,” terang Christanto.

Dalam mengikuti lomba yang dilaksanakan pada 2—4 September 2022 ini, Christanto mengaku dirinya ingin menulis esai tentang sejarah payung dalam perspektif yang jarang diketahui oleh masyarakat. Dalam menghasilkan naskah esai ini, Christanto melakukan riset dengan beberapa literatur yang membahas sejarah era kerajaan Hindu-Buddha dan Islam, aspek arkeologi, serta dimensi politik ekonomi sosial budaya di masyarakat.

Christanto berharap agar terdapat banyak tulisan lain yang dibuat untuk pelestarian tradisi payung.  

 “Harapannya adalah semakin banyak tulisan-tulisan lain yang dibuat guna pelestarian tradisi payung, meningkatkan kecintaan masyarakat pada payung, dan menaikkan apresiasi kita pada seni kerajinan payung. Payung tidak hanya dimaknai sebagai pelindung dari panas dan hujan saja, payung memiliki multiaspek yang penting bagi kehidupan manusia secara holistik,” kata Christanto.

Tags

Masukan Pesan

Silahkan masukan pesan melalui email kami.