Kupas Kiat Wirausaha Bahasa dan Sastra di Era Digital, Prodi S-1 PBSI dan S-2 PBI UNS Gelar Kuliah Praktisi
Kupas Kiat Wirausaha Bahasa dan Sastra di Era Digital, Prodi S-1 PBSI dan S-2 PBI UNS Gelar Kuliah Praktisi
Dalam kuliah yang digelar secara daring melalui Zoom Meeting ini, topik yang didiskusikan adalah Wirausaha Bahasa dan Sastra di Era Digital: Peluang dan Tantangannya. Topik ini dipilih untuk memberikan wawasan baru kepada mahasiswa mengenai potensi bidang bahasa dan sastra sebagai ladang wirausaha yang menjanjikan.
Menurut Dr. Febi, wirausaha bahasa dan sastra dapat diwujudkan dalam bentuk produk maupun jasa yang memiliki nilai ekonomi.
“Wirausaha bahasa tidak hanya sebatas mengajar, tetapi juga bisa berupa layanan proofreading, penerjemahan, hingga pengembangan karya tulis dan sastra,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa untuk memulai langkah di bidang ini dibutuhkan niat yang kuat, kompetensi, koneksi, kualifikasi pendidikan, pengalaman, tindakan nyata, hingga prestasi yang mendukung.
“Semangat memulai harus dibarengi dengan langkah konkret. Jangan hanya berhenti pada ide, tetapi segera bergerak,” ujarnya menekankan.
Dalam paparannya, Dr. Febi juga menguraikan berbagai peluang usaha yang bisa digarap di era digital. Beberapa di antaranya adalah layanan proofreading Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, jasa penerjemahan, serta pengembangan konten berbasis literasi. Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) disebutnya sebagai tantangan sekaligus peluang yang harus dimanfaatkan.
“AI memang hadir dan berkembang pesat, tetapi tidak serta-merta menggantikan peran manusia sepenuhnya. Justru ini saatnya kita membangun keunggulan pada aspek humanis, seperti membangun jaringan, menguatkan branding lembaga, serta menjaga kepercayaan masyarakat,” jelasnya.
Selain peluang, tantangan besar juga turut dibahas. Menurut Dr. Febi, membangun solidaritas tim, menjaga manajemen lembaga, serta mempertahankan kualitas layanan adalah aspek yang menentukan keberlanjutan usaha di bidang bahasa dan sastra. Hal tersebut harus didukung oleh kemampuan profesional baik secara individu maupun kelompok.
Ia menambahkan, keberhasilan dalam wirausaha bahasa dan sastra juga ditentukan oleh kemampuan menjaga etika dalam bekerja. Etika ini, menurutnya, menjadi kunci agar usaha tidak hanya berjalan jangka pendek, tetapi mampu bertahan dan memberi manfaat luas bagi masyarakat.
Sebagai penutup, Dr. Febi Junaidi memberikan pesan motivatif bagi mahasiswa yang hadir. “Jangan biarkan mimpi-mimpimu terkungkung dalam ruang imajinasi. Bergegas dan bertindaklah, maka Tuhan akan menunjukkan jalan,” pesannya yang disambut antusias oleh para peserta.
Dengan adanya kuliah praktisi ini, mahasiswa diharapkan mampu menggali potensi diri sekaligus melihat bahwa dunia bahasa dan sastra memiliki prospek luas di era digital. Prodi S-1 PBSI dan S-2 PBI UNS pun berkomitmen untuk terus menghadirkan narasumber inspiratif yang dapat memperkaya wawasan mahasiswa menghadapi dunia kerja dan wirausaha.